Header Serambi Naqiibah

Tradisi Madura dalam Damar Kambang

1 comment
Konten [Tampil]

Kalian pernah baca buku yang berisi tradisi sebuah daerah? Sebuah adat yang tak selalu ciamik. Kadang, sebuah adat juga terlihat kelam bukan? Nah, Damar Kambang pun salah satunya. Buku ini berisi sebuah tradisi di pulau Madura. Kalian penasaran tidak? Lanjutkan baca sampai akhir, ya.

Ulasan Buku

Pada awalnya aku diajak shohib baca buku di Gerakan One Week One Book untuk baca bareng dan unggah kompakan di instagram kami masing-masing. Aku lupa siapa yang mengusulkan untuk baca buku ini, antara kak Novia atau kak Mia, hehe. Nah, saat membaca buku ini, ternyata diriku lebih tertarik dengan isu dalam buku ini. Tak usah berlama-lama, berikut ulasan buku Damar Kambang ini.

Blurb

Damar Kambang menyingkap tirai kusam tradisi pernikahan Madura, di mana harkat dan martabat dijunjung tinggi melebihi segalanya. Cebbhing, gadis 14 tahun dari Desa Karang Penang, menjadi tumbal tradisi pernikahan itu. la terjebak dalam pergulatan hidup yang disebabkan oleh keputusan-keputusan sepihak orangtuanya. Diri Cebbhing kemudian tak ubahnya seperti medan karapan sapi, tempat berbagai kekuatan magis saling bertarung dan berbenturan.

Identitas Buku

Identitas buku ini bisa dilihat di bawah
Judul: Damar Kambang 
Penulis: Muna Masyari
Penerbit: Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit: Desember 2020 
Tebal halaman: 212 hlm
Genre: Novel
ISBN: 978-602-248-1456-4
Harga: Rp88.000,00 (P. Jawa)
Damar Kambang

Ulasan

Novel berjudul Damar Kambang ini merupakan novel pertama penulis. Penulis yang memang berasal dari pulau Garam ini. Karena memang berasal dari latar yang sama dengan novel, alur dalam novel ini sangat nyata.

"Hidup sekali, kalau bisa menikah juga cukup sekali, seperti pohon pisang, hidup untuk berbuah sekali saja." (hlm. 36)

Damar Kambang menceritakan tentang perkawinan anak perempuan bernama Cebbhing yang masih berusia 14 tahun. Namun, meski satu kota, tiap daerah pun memiliki adat yang berbeda. Nah, karena kurang komunikasi, si calon mempelai lelaki tidak mengikuti adat daerah Cebbhing, maka pernikahan pun dibatalkan sepihak. Dari sini konflik pun dimulai.

Kalau menilik dari arti katanya, damar berarti lampu, kambang berarti terapung, damar kambang berarti pelita yang menyala dengan sumbu mengambang di atas minyak seperti yang tampak pada sampul buku. Saat lilin ini mulai dinyalakan, diharapkan si mempelai wanita menjaga nyala apinya agar tidak padam selama prosesi pernikahan belum usai.

Membaca buku ini harus pelan-pelan karena dibuat gregetan. Selain beberapa istilah bahasa Madura yang tidak dijadikan catatan kaki melainkan dijadikan glosarium di halaman akhir buku, tiap bab ada pergantian sudut pandang narator, jadi butuh waktu untuk mencerna ini siapa yang sedang bercerita. Si lilin kah, Cebbhing atau tokoh lainnya. 

Isu yang diangkat di novel ini budaya patriarki yang masih mendarah daging di Madura, terutama daerah Sampang. Bagaimana perempuan diharuskan tunduk terhadap apa pun yang dianggap benar oleh laki-laki. 

Selain itu, dalam novel ini juga mengungkap sisi mistis serta kearifan lokal yang masih melekat di masyarakat sini seperti klenik dan karapan sapi yang semuanya bermuara pada harkat dan martabat penduduk setempat. Namun semua konflik yang terjadi di dalam novel ini seperti praktik patriarki, perkawinan anak, kekerasan seksual, KDRT, dan klenik pasti masih terjadi di daerah lain di Indonesia, tak hanya di Madura saja.

Pergaulan dan lingkunganlah yang membentuk karakter seseorang. Hitam atau putih tergantung dengan siapa dia berkawan. (hlm. 139)

Buku ini tersedia di toko buku kesayangan kalian, bahkan tersedia di Gramedia Digital, aplikasi buku digital kesayanganku. Aku membaca buku ini juga via Gramedia Digital dengan langganan bulanannya. Lumayan menghemat, sebuah tips untuk mengatur keuangan pribadi ala anak kosan.

Penutup

Nah, sangat menarik kan isu yang ada di dalam buku Damar Kambang, sebuah tradisi dari Pulau Madura. Kalian pernah baca buku yang serupa? Tentang tradisi sebuah daerah. Minta tolong kasih judulnya di kolom komentar ya.


Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

1 comment

  1. Belum pernah kak...berarti harus nulis sendiri kali ya. hahahahha

    ReplyDelete

Post a Comment