Header Serambi Naqiibah

Unsur-Unsur dalam Cerita Pendek Bersama Pringadi Abdi Surya

Post a Comment
Konten [Tampil]

Selamat pagi, seperti biasa. Materi dari  kelas One Day One Post selalu menarik untuk dirangkum. Kali ini ada materi Unsur dalam Cerita Pendek bersama Pringadi Abdi Surya yang biasa disapa mas Pring. Kebetulan diriku berada dalam satu grup WA dengan dia di grup OWOB Readers. Jadi, sangat tidak asing untuk mengenyam sajian materi kali ini.

Unsur-Unsur dalam Cerita Pendek Bersama Pringadi Abdi Surya


A. Mengenal Cerita Pendek

Apa sih arti cerita pendek? Cerpen itu cerita yang habis dibaca sekali duduk. Makna ini mendalam sekali. Bukan soal semata pendeknya. Cerpen juga harus memiliki kemampuan untuk "memaku" pembacanya hingga selesai cerita. 

Oleh karena itu, cerpen bukanlah bentuk pendek dari novel. Ia merupakan seni yang berbeda dari novel. Sedangkan perihal berapa jumlah kata dalam sebuah cerita pendek, pada praktiknya itu tergantung pada kebijaksanaan media yang memberikan ruang. Sekarang lumrah kita baca cerita pendek terdiri dari 800-1500 kata saja. Sudah jarang kita temukan cerpen di atas 2000 kata.

Salah satu cerpen di atas 2000 kata yang berkesan adalah Bawuk, karya Umar Kayam. Kali aja nanti teman-teman berkesempatan membacanya. Kalau penulis kekinian yang masih punya napas panjang, di antaranya Ardy Kresna Crenata, Rio Johan, Cicilia Oday.

B. Unsur-Unsur Cerpen

Kembali lagi ke apa sih yang menggerakkan sebuah cerita? Ada apa saja unsur dalam sebuah cerita pendek. Nah, mas Pring Ada 2 aliran utama, yaitu:

1. Aliran Tokoh.

Mas Pring sendiri lebih cenderung pada aliran tokoh. Seberapa kuat kita membangun dan memahami penokohan, hal itu akan membuat potensi-potensi penceritaan bermunculan. Tokoh fiksi (ada yang menyebutnya homofictus) ini disyaratkan tidak boleh moderat. Dia bukan sosok yang biasa-biasa saja. Tapi penulis harus berani mengambil sikap untuk menarik karakter ini ke titik ekstrem tertentu. Tapi untuk bergerak ke titik ekstrem tertentu, tokoh harus punya motif. Dan untuk punya motif, itu sangat terkait dengan latar belakang tokoh yang utuh. 

Leila S. Chudori pernah bilang, hal yang paling menentukan kesuksesan cerita adalah seberapa tekun penulis melakukan deskripsi karakter sebelum cerita ditulis. Tokoh itu ndak berdiri sendiri. 

Ernest Hemingway dalam sebuah surat yang ditulis tahun 1934 kepada F. Scott Fitzgerald berkata: “If you take real people and write about them you cannot give them other parents than they have (they are made by their parents and what happens to them) you cannot make them do anything they would not do. Invention is the finest thing, but you cannot invent anything that would not actually happen… Goddamn it you took liberties with peoples’ pasts and futures that produced not people but damned marvellously faked case histories.”

Semua dimulai dari sebuah karakter, seorang tokoh. Ketika kita memulai cerita, kita memulainya dengan seorang tokoh. Ketika kita menciptakan sebuah karakter atau seorang tokoh, artinya kita menciptakan keluarganya sekaligus. Kita juga memberinya masa lalu, dan sebagainya. Cerita-cerita penting dalam kesusastraan (baik cerpen maupun novel) membuktikan selalu ada tokoh-tokoh yang berkesan dan "abadi".

Pada umumnya, penokohan memiliki beberapa peran.

a. Protagonis

Ada protagonis. Protagonis tidak melulu orang yang baik. Protagonis adalah tokoh utama yang memiliki tujuan. Bisa jadi dia jahat. 

b. Protagonis

Ada antagonis. Antagonis pun bukan berarti tokoh yang jahat. Antagonis adalah tokoh yang menghalangi protagonis mencapai tujuannya. 

c. Sidekick

Tambahan, biasanya juga ada sidekick. Sidekick adalah orang terdekat dari tokoh utama.

2. Aliran  Plot. 

Plot yang paling umum dalam prosa dikenal dengan “Drama 3 Babak”.

  • Babak 1: perkenalan karakter dan problem 
  • Babak 2: Puncak problem/klimaks 
  • Babak 3: Penyelesaian

Kalau dalam bukunya Ayu Utami, dia menggunakan rumus "Ci Luk Ba". Ci Luk Ba sebenarnya sama aja dengan drama 3 babak. 

a. Perencanaan

Dalam merencanakan cerita, ada perkenalan, masalah, klimaks, dan penyelesaian. Dalam penulisannya nggak harus berurutan. 

Ada beberapa teknik seperti in media res. Ini hanya untuk menunjukkan sebelum sebuah cerita ditulis, cerita tersebut direncanakan dengan matang. Proses perencanaan ini biasanya yang lama (termasuk risetnya). Kalau nulisnya, beberapa jam jadi. Termasuk nanti menentukan sudut pandang penceritaan.

Selain dua hal ini, kayak jurnalistik ya, asakadamba

  1. apa = what = ide/tema
  2. siapa = who = tokoh
  3. kapan = when =  latar waktu
  4. di mana = where = latar tempat
  5. mengapa = why = motif/plot
  6. bagaimana = how = alur

Pada saat tahap pertama pembuatan cerpen agar tidak meluas bahkan lebih dari satu jalan cerita adalah perencanaan yang baik. Bentuknya kerangka karangan. Setia saja dengan plot yang sudah direncanakan. Kalau kamu melihat ada potensi subplot, jadikan novel. Dan dari awal, sudah ditentukan harus bagaimana menutup cerita. Open ending atau close ending.

b. Penulisan

Dalam tahap penulisan, jangan berpikir jumlah kata. Seringkali buru-buru ini karena lihat jumlah kata dan merasa, wah kayaknya kebanyakan.

Selain itu, untuk penokohan Mas Pring sih sering menanyakan what if. Gimana ya kalau tokohnya PNS. Gimana ya kalau tokoh ini dimarahi bosnya terus dendam. Gimana ya cara melampiaskan dendamnya Dipadukan dengan pemberian masa lalu  Cara kedua, nulis itu kan sama aja belajar hidup. Memahami karakter tokoh sebenarnya juga harus dimulai dengan memahami manusia. 

Mas Pring mengaku dulu waktu kuliah punya kebiasaan aneh. Duduk di pinggir mal hanya untuk memperhatikan muka orang. Jadi, tipsnya adalah bersosialisasilah, bergaul dengan banyak karakter.

Untuk teknik menulis percakapan atau dialog jauh lebih sulit dari pada narasi. Oleh karena itu banyak penulis hanya menelipkan dialog seperlunya saja, sebab dialog dimasukkan tidak tepat itu berakibat fatal. 

Dialog itu ada untuk menguatkan penokohan bukan sembarang yang muncul, jangan dialog yang remeh temeh yang dikeluarkan yang akan berakibat fatal. Contoh dialog yang paling banyak dialognya dan berhasil adalah seribu kunang-kunang di Manhatan.

c. Editing

Cari soal sebab-akibat saat tahap 3: editing. Ada nggak bagian yang sekonyong-konyong. Itu harus ditambal.

Demikian Unsur dalam Cerita Pendek yang disampaikan dengan santai oleh mas Pring. Semoga bermanfaat!

Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

Post a Comment