Header Serambi Naqiibah

Mari Bersama-sama Stop dan Lawan Buku Bajakan

59 comments
Konten [Tampil]

Beberapa waktu terakhir lagi ramai beberapa penulis yang speak up tentang buku bajakan. Sebenarnya kampanye anti buku bajakan sudah digaungkan dari dulu sih ya. Tapi ya gitu, kalau ndak dilakukan bersama antar pihak yang berkaitan ya rasanya sia-sia, mengcapek.

Eits, sejauh mana sih disebut buku bajakan itu dan bukannya bagus orang-orang sudah mau membaca? Yang penting kan mereka membaca di tengah kabar minat membaca penduduk Indonesia yang katanya rendah. 

Mari Bersama-sama Stop dan Lawan Buku Bajakan

Buku Bajakan itu Apa?

Oke, sekarang kita samakan dulu pengertian buku bajakan ya. Buku bajakan adalah buku yang dicetak, diperbanyak dan diedarkan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab secara ilegal untuk keuntungan pribadi. Dan yang pasti tanpa izin penulis maupun penerbit.

Satu toko buku yang jual buku repro alias kw di marketplace saat dilaporkan dan mungkin tumbang. Akan tetapi, akan tumbuh toko buku jual buku bajakan lainnya.

Selain itu semakin masifnya pdf buku bajakan yang tersebar via Telegram atau WhatsApp membuat kerja lebih keras lagi. Tentu sudah bisa dipastikan pdf yang tersebar pun tanpa seizin dan sepengetahuan penulis maupun penerbit.

yang dirugikan dari pembajakan buku

Betapa banyak yang dirugikan kan dari tersebarnya buku bajakan kan? Pembaca merugi? Coba baca selanjutnya.

Ciri Buku Bajakan

Sementara beberapa alasan klise sebagai pembenaran baca buku bajakan antara lain

Alasan klise baca buku bajakan

Nah, salah satu alasan untuk menormalisasi buku bajakan adalah ketidak tahuan pembaca atau pembeli. Untuk yang beralasan karena nggak tahu buku bajakan, di bawah ini nih ciri buku bajakan. Di mana ciri-ciri buku bajakan ini membuat pembaca akan menyesal mendapatkan buku bajakan. 

1. Format pdf dengan foto scan/font yang terlalu rapat

Ciri paling jelas buku digital bajakan adalah format pdf. Dan tentunya pdf tersebar tanpa izin penulis/penerbit. Biasanya tersebar via grup telegram maupun WhatsApp. Cung yang sering menemukan pdf bajakan ini!

Kalau kalian menemukan hal ini, tolong, mohon dengan sangat, ingatkan yang membagikan bahwa pembajakan buku ini tidak baik dan hentikan pdf itu, jangan dibagikan ke yang lain.

2. Kualitas kertas dan tinta buruk

Salah satu ciri paling umum yang ditemukan pada buku bajakan adalah fotokopian. Karena hasil fotokopian, terkadang tebal dan blur di halaman tertentu. Bahkan terkadang hasil cetak banyak bercak noda tinta yang menutup tulisannya. Sangat mengganggu, kan?

3. Kualitas sampul (cover) jelek

Ciri lain yang bisa ditemukan adalah warna sampul yang terlihat berbeda. Mulai dari warna yang agak kusam atau pudar, bahkan font pada judul tidak berefek timbul (emboss), tidak glossy. Naqi paling suka kalau mendapatkan buku yang font judulnya emboss, dan glossy. Terlihat mewah.

4. Bau bukunya tidak segar

Siapa yang suka mencium bibliosmia, aroma khas yang ada di buku baru? Nah, buku bajakan tidak memiliki hal ini. Baunya sangat berbeda. Ada yang samaan suka mencium aroma khas buku ini?

5. Lem Perekat dan Halaman Tidak Rapi

Aib lain pada buku bajakan yaitu bagian punggung buku selalu terlihat tidak rapi. Hal ini disebabkan lem perekat yang asal-asalan sehingga kertas pun mudah terlepas. 

Isi halaman yang ada dalam buku bajakan pun tidak rapi. Mulai dari halaman terbalik atau bahkan kosong.

6. Harga sangat tidak wajar

Dari sederet ciri di atas, wajar kan buku bajakan membuat harga buku jauh lebih murah. Dengan harga murah malah merugikan banyak hal. Kan mending beli buku original.

Kok Naqi tahu banget ciri buku bajakan. Iya, pernah ndak sengaja beli buku bajakan. Sesuai dengan ciri yang tertulis sebelumnya. Saat itu kukira sedang diskonan.

Eits, tapi tak selamanya buku murah itu buku bajakan, dan sebaliknya. Salah satu teman Naqi pernah tuh beli buku di marketplace dengan harga yang agak mirip dengan harga buku originalnya. Pada saat bukunya datang, ternyata buku bajakan. Sangat sedih.

Ciri Buku Bajakan

Tips Mendapatkan Buku Legal/Original Murah

Nah, sudah tahu kan pembaca buku sendiri dirugikan saat baca buku bajakan. Sudah ndak berkah, tulisan nggak jelas, bikin sakit mata kan. Padahal baca buku resmi/legal itu lebih nyaman loh. 

Tapi kan, mahal? Kata siapa? Berdasarkan pengalaman pribadi ini ya. Banyak kok cara mendapatkan dan menikmati bacaan legal alias buku original murah. Berikut yang biasa kulakukan selama ini ya.

1. Penerbit atau Penulis Langsung

Beberapa kali penerbit membagikan e-book resmi sewaktu menemani momen #dirumahsaja kok. Asal kalian tahu nih, mereka menawarkan promo murah bahkan membagikan beberapa buku gratis via PlayBooks selama rentang waktu tertentu. 

Saat momen awal-awal #dirumahsaja bahkan beberapa penerbit maupun penulis membagikan buku legal dan gratis berupa pdf. Eits, tapi ini memang ada pernyataan resmi dari penerbit. Ini yang harus dibedakan pdf dari penerbit asli sama tidak ya. 

2. Reseller Terpercaya

Beberapa reseller pun tak jarang untuk memberi diskon dari harga aslinya. Biasanya masa PO, ataupun toko reseller yang selalu memberi diskon sepanjang waktu.

Nah, untuk kalian yang hobi belanja di marketplace, selalu tanya penjual via chat, kalau perlu cek review dari tokonya. Hal tersebut yang selalu kulakukan saat beli buku di marketplace.

3. Situs Resmi

Nah, situs resmi ini bisa cari tahu misalkan Gerakan Islam Cinta yang membagikan buku-buku gratis dan dalam bentuk PDF. Tapi pdf ini memang disediakan di laman situsnya.

Selain itu, ada situs toko buku resmi seperti mizanstore, gramedia.com, yang waktu tertentu mengadakan promo diskon yang tak main-main. Jadi, ndak ada alasan buku mahal kan?

4. Pustaka Digital Resmi

Sekarang mah, baca buku sudah lebih mudah. Kata siapa akses buku bacaan susah, terkecuali memang berada di daerah susah internet ya. 

Kalau kalian sudah bisa baca artikel ini kan bisa akses internet, artinya bisa dong akses pustaka digital. Mulai dari yang gratisan seperti iPusnas hingga berbayar seperti Gramedia Digital

Tinggal download aplikasi tersebut, pasang dan daftar deh. Tak ada alasan lagi untuk menikmati pdf bajakan lagi ya :).

5. Bazaar Buku / Bedah Buku

Oke, buku yang dijual reseller atau penulis terkadang masih tak ada diskon. Bisa nih datang ke bazaar buku atau acara bedah buku. Tak jarang buku yang dijual saat bedah buku ada diskon kok meski ya terkadang sekitar 5%  s.d. 15% saja. 

Selain itu, bisa juga datang ke bazaar buku seperti Patjar Merah, Big Bad Wolf, IIBF, dan sejenisnya. Penerbit Mizan Group sering kok mengadakan bazaar buku Out of The Boox. Tapi kan sekarang masih pandemi? Jaga jarak, euy!

Alesan aja sih, Tong! Giliran nongkrong ndak mikir pandemi, pas bazaar buku baru mikir pandemi. Sekarang juga lagi ramai bazaar buku online kan. Bisa ditemui akunnya di marketplace oren maupun ijo kan?

Masih ngeyel mau beli buku bajakan karena murah?

6. Giveaway, Tantangan atau Kerjasama Review 

Siapa disini yang setia menjadi pemburu giveaway? *angkat tangan tinggi-tinggi. Sejak kuliah, Naqi sudah setia mantengin berbagai akun penerbit buku mulai dari Mizan, Bentang Pustaka, Republika. Tak jarang juga kepo dengan penulis favorit.

Sesekali dapat paket buku hasil giveaway, sesekali tidak. Setiap paket buku yang dialamatkan ke rumah, akhirnya keterusan alasan dapat giveaway, meskipun beli sendiri *eh. 

Dan kegiatan berburu giveaway itu, masih berlanjut sampai sekarang, hehe. Meskipun tiap bulan sudah ada budget jajan buku, tapi mengikuti giveaway buku yang jadi wishlist adalah suatu keharusan. 

Oke, bosen nih tiap ikutan giveaway gagal mulu. Ya udah balik poin 1-5 :p.

Cara lain, bisa loh aktif mengikuti komunitas baca maupun penerbit yang membuat tantangan membaca buku berhadiah dalam waktu-waktu tertentu. Hadiahnya pun beragam. 

Seperti pada komunitas Gerakan One Week One Book yang mengapresiasi member pembaca buku konsisten terbanyak. Ya meski Naqi selama gabung belum dapat hadiah konsisten membaca terbanyak sih, tapi boleh dicoba! Beberapa komunitas pembaca buku lainnya juga tak jarang ngadain tantangan serupa. 

Susah, ah. Banyak saingannya. Alesan lagi kamu ini sih, Tong!

Eits, sebentar. Tak jarang, penulis maupun penerbit membuka lowongan untuk kerjasama review bareng para pembaca buku kok. Beberapa kali Naqi juga dapat tawaran ini. 

Tips Mendapatkan Buku Legal/Original Murah

Nah, dari keseluruhan, ndak ada alasan spesial untuk menikmati buku bajakan kan? Sementara bagiku, alasan yang utama untuk menikmati buku original adalah untuk menghargai kerja keras penulis.

"Setiap lembar yang kamu baca adalah buah hasil kerja dari banyak orang yang patut kamu hargai. Mau dihargai? Hargai juga orang lain."

Mari kita putus rantai panjang buku bajakan fisik maupun digital. Dimulai dari diri kita terlebih dahulu. Ikutan tantangan baca dengan baca buku legal atau resmi ya.

Stop beli buku bajakan! Beli buku original, bisa beli di Lapak Naqi, reseller resmi Mizan Grup. Tanya-tanya dulu boleh banget. Follow saja dulu yaa :). Salam Literasi!



Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

59 comments

  1. Memang menggiurkan dengan harga super murah ya kak, btw sejak suka nulis jadi tahu susahnya nulis sebuah buku. Stop pembajakan buku...

    ReplyDelete
  2. Solusi bila belum bisa membeli bukunya, bisa tengok ke perpustakaan, yang jelas buku²nya legal dan ada lengkap, ketimbang beli yang bajakan kan

    ReplyDelete
  3. pernah beli buku bajakan secara gak sengaja, di toko buku gitu. baru tahu kalau buku bajakan tuh kualitas cetakannya emang ngaco banget. tinta buram, kertas tipis, cetakan miring. gak lagi-lagi deh beli buku bajakan gitu.

    ReplyDelete
  4. Aku pernah baca buku bajakan, emang biasanya kualitas kertasnya lebih jelek
    G sengaja beli, aku kira asli ternyata bajakan

    ReplyDelete
  5. Baru aja kemarin beli buku pelajaran di e-commerce, eh yang datang kayanya bajakan, bentukannya mirip dengan poin-poin buku bajakan dari Mbak Naqi ini, padahal harganya sesuai standar buku asli. Harus lebih teliti lagi nih agar ga kejebak beli buku bajakan

    ReplyDelete
  6. mantapp, akhirnya ada juga circleku yang nulis soal bahayanya buku bajakan ini wkwkw. setuju bangettt kak Naqiii

    ReplyDelete
  7. Buku bajakan memang dari dulu sampi sekarang selalu ada aja yang jual. Memang bahaya sih buku bajakan ini. Kita harus lebih teliti sebelum membeli ya kak.

    ReplyDelete
  8. Kapan hari saya main ke pasar buku dan lumayann kaget juga karena banyak yg jual buku bekas. Mulai novel sampai buku pelajaran semua ada. Saya pribadi mending beli preloved ori ketimbang bajakan. Sebagai penulis saya juga dapat merasakan nyeseknya kalau buku dibajak.

    ReplyDelete
  9. Aku dari dulu udah sangsi sih kalau ngeliat buku harganya miring bgt tapi isinya kertas buram yang keliatan bgt misal fotokopian ataupun ga aslinya.. beli di toko official maupun di reseller terpercaya emang paling tepat deh

    ReplyDelete
  10. Aku pernah nih dapat buku bajakan pas beli novel. Dulu emang sempat susah banget cari novel best seller. Pas ketemu, kok harganya murah banget dibanding versi original. Penasaran beli deh. Dan pas nyampe, ternyata sampul bukunya lecek, bukunya gampang lepas, kayak lemnya ga merekat kuat.

    Dan yang pasti, kalo buku bajakan ini, penulis asli tentu ga dapat royalti. Kalo udh kayak gini, ya penulis ga dapat apa2. Nanti mereka ngga mau nulis lagi. Akhirnya yang rugi ya kita sendiri, ga bisa dapat lagi buku2 bermutu dr penulis lokal hingga internasional.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Mas Didik pengalamnnya. Dulu saya juga pernah beli buku, koq murah banget dan belum ngerti kalau itu bajakan. Pas dibuka, eh dalamannya jauh dari ekspektasi ternyata, burik

      Delete
  11. aku pernah ya sekali beli buku di toko ijo, ga ngeh keterangan2 kw atau ori sih, asal beli aja karena suka sama judul bukunya dan ternyata pas dateng, halamannya kaya fotokopian dong, dan lebih parahnya lagi susah buat dibaca :(
    sampe sekarang dipajang doang di rak buku huhu

    ReplyDelete
  12. Di e-commerce itu banyak banget loh yang jual buku bajakan, harganya cuma belasan ribu. Aku pernah baca dan kualitas nya emang gitu, warna tinta jelek.. Kalau bisa jangan beli buku bajakan deh, semisal uang kurang terus kau baca buku mending pinjam aja deh.

    ReplyDelete
  13. saya kalau menemukan buku yang dicari tapi harganya tida wajar let's say murah banget pasti akan bertanya-tanya, jadi dulu kalau beli buku kalau ga online biasanya ke toko buku terpercaya, kalau ga ada baru cari online

    ReplyDelete
  14. Setuju banget.
    Kalau harga bukunya bisa seperlimanya tuh kudu dicurigai. Apalagi klaimnya buku baru.
    Soalnya aku pernah banget ke Palasari Bandung, niat hati beli buku buat nemenin perjalanan selama naik angkot, eh....ternyata pas dibuka segelnya, OMG......buku bajakan.

    Langsung gak mood baca.
    Karena waktu skimming juga menemukan banyak cetakan yang miring dan kadang halamannya menyatu dengan tetangganya. Sungguh ku ingiiiin... ((menangis))

    ReplyDelete
  15. buat yang ga suka bajakan, lihat harga miring dikit aja justru curiga. mari kita sayangi penulis-penulis kita

    ReplyDelete
  16. Hadirnya oknum tdk bertanggung jawab membuat buku bajakan sangat merugikan penulis, perlu tindakan hukum yg lbh tegas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju ini,
      Sehingga gak akan muncul lagi oknum selanjutnya. Karena kan hak cipta perlu untuk dilindungi

      Delete
  17. Ngomongin soal buku bajakan, jadi ingat waktu itu pernah membeli sebuah buku di market place, harganya pun tidak begitu murah menurutku. Ealah pas dtg bukunya makkk malah kaya fotokopian gitu terus ada stabilo2nya. Fix itu KW. Serius aku g tau soal itu. Tp itu jd pelajaran sih, beli buku ya harus d penerbitnya langsung atau reseller terpercaya seperti Lapak Naqi. Ehehehhe

    ReplyDelete
  18. Memang harganya murah. Tapi andaikan kita sebagai penulis buku tersebut, bagaimana perasaannya coba kalau buku sendiri ditiru dan dijual murah?
    So, yuk saya mendukung sekali stop bajakan ini

    ReplyDelete
  19. Ini mungkin salah satu keunikan negara kita tercinta ya mbak. Angka literasinya cukup rendah, tapi angka buku bajakan makin tinggi. Sebagai penulis, aku kecewa...

    ReplyDelete
  20. Aku suka bau buku baru. Bau buku baru itu bikin semangat untuk membaca hingga selesai. Selain buku baru, saya suka buku bekas, cuma memang untuk penjual buku bekas ini juga harus hati-hati biar tidak tertukar dengan buku bajakan. Harus penjual yang sudah langganan atau penjual senior di situ, biar kualitas buku tetap terjaga walaupun bekas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari SD saya hobby banget baca buku. Hingga era digital seperti sekarang, saya belum bisa menikmati buku dalam format e-book

      Delete
  21. Kalau saya beli buku murah di Gramedia, nggak mungkin bajakan kan ya :D
    Kalau beli di bazar juga tuh biasanya murah-murah, tapi insha Allah bukan bajakan.
    Sedih sih ya kalau karya dibajak gitu, orang bikinnya jungkir balik mikirinnya, eh dibajak :(

    ReplyDelete
  22. Dulu pernah kak pas kuliah saya fotokopi buku kuliah, termasuk bajakan juga kan itu? tapi ga saya sebar, cuma buat konsumsi pribadi karena mau beli bukunya mahal sekali dan saat itu saya ga sanggup beli. itupun saya nyesel sekali rasanya kak.

    ReplyDelete
  23. Ah iya, jangan sampai ya membeli buku bajakan
    Namanya nggak menghargai karya orang lain dan termasuk perbuatan ilegal ya mbak

    ReplyDelete
  24. Hai kak aku Dennise.Orang tuh ya otak bisnisnya terkadang kebelinger.Seperti buku bajakan, aku pernah baca buku bajakan punya teman. Jujur gak puas bacanya, kertasnya jelek, hurufnya banyak yang buram dan informasi banyak hilang ya. Jadi jangan dong beli buku bajakan

    ReplyDelete
  25. Bazar buku surganya mencari buku asli dengan harga miring, hal yg paling ditunggu2. Dulu saya juga nyari di tempat buku loakan.
    Membaca buku bajakan itu kualitasnya bikin nggak nyaman, buram dan kertasnya jelek. Pernah ketipu beli buku yg bajakan, hiks.

    ReplyDelete
  26. Iya buku bajakan itu emang biasanya harga murah dan kualitas jelek.
    Kalau saya biasanya borong buku saat lagi ada pameran buku, tapi sejak pandemi nggak pernah ada lagi pameran buku. Jadinya keinginan beli buku baru juga ditahan

    ReplyDelete
  27. sewaktu belanja di bursa buku murah Bandung,

    saya pernah ditawari novel best seller yang harganya cuma setengahnya

    untung boleh lihat bagian dalamnya

    ternyata buku bajakan

    huf gak mau dong saya, selain hak cipta penulisnya, konsumen juga dirugikan ketika complain

    ReplyDelete
  28. Seneng banget baca artikel ini. Sebagai salah seorang penulis yang sudah menerbitkan buku, saya bisa ikut merasakan jika karya kita dibajak dan diedarkan tanpa ijin. Sementara dilain pihak, royalti untuk penulis tuh masih kecil banget loh.

    Jadi teringat kasus pembajakan besar-besaran yang terjadi pada Tere Liye. Yg membajak bahkan berani menjual buku bajakan tersebut di e-commerce yang terpercaya. Sampe akhirnya beliau membuka "toko sendiri" untuk menjual hasil karyanya.

    ReplyDelete
  29. Sekarang, apa-apa dibajak yaa, Mba, termasuk buku. Saya kalo harga bukunya miring banget, langsung gak mau beli. Mau beli buku murah hanya di Gramedia

    ReplyDelete
  30. harga murah emang menggiurkan tapi namanya buku itu juga penuh perjuangan untuk hadir di tengah pembaca untuk itu hargai dengan beli buku yang orginal.

    ReplyDelete
  31. inget deh kemarin pas layangan putus lagi hits beredar tuh buku pdfnya nyesek aja rasanya liatnya, padahal effort banget kan menulis buku tuh, kecuali memang si empunya buku alias penulisnya memang sengaja membagikan gratis. so, aku setuju banget deh stop dan lawan buku bajakan

    ReplyDelete
  32. Huhu, iya banget deh. Sekarang makin banyak ya buku bajakan. Makin berat aja deh tantangan para penulis buku. Udah honor dan royalti sangat susah, ditambah dengan makin maraknya pembajakan. Di marketplace udah gak bisa dihitung deh seller buku bajakan. Semoga pemerintah bisa menumpas ini. Semangat para penulis!

    ReplyDelete
  33. Padahal menulis itu susah ya. Terus kalau ada yg tidak berhak tega menyebarkannya itu kok ya jadi pengen "mengumpat" ya. Semoga para pembaca buku lbh menghargai kerja penulis. Jadi ga beli yang bajakan

    ReplyDelete
  34. Dulu sebelum belajar adab belajar aku mengganggap biasa buku fotokopian hahaha. Padahal fotokopi juga salah satu bentuk pembajakan juga ya btw :( tapi memang pentingnya adab ketimbang ilmu. Karena percuma dapet ilmu dari buku kalau caranya salah. Katanya ilmunya nggak akan tahan lama n nggak berkah juga, ngeri :( yuk stop buku bajakan!

    ReplyDelete
  35. Suka sedih emang ya karya yg ga mudah dibajak begitu saja. Apalagi klo udah dibuat digital, cepet bgt nyebarnya..
    Emg paling aman beli lewat reseller atau toko online Official nya gitu ya Mba

    ReplyDelete
  36. Masih ada karya asli sebaiknya beli asli, hargai penulis, selisih harga dari segi spesifikasi buku akan lebih awet

    ReplyDelete
  37. nah, bab ini yang masih kupelajari mbak. Dulu jaman kuliah aku keran emenmukan buku bajakan. harganya jauuuuuh lebih murah. dan herannya, itu tu semua pedagang yg disitu jual buku yg hrga jualnya merata, alias murah dan buku bajakan.

    ReplyDelete
  38. Oh pantesan kadang lihat harga buku di marketplace itu kok bedanya jauh banget. Kadang mikir juga kok bisa harganya miring gitu. Hmm kalau gini kasian emang sama para penulisnya.

    ReplyDelete
  39. yang paling mudah sih buku bajakan terlihat banget dr harganya bener banget tidak wajar hahahaha masak ada yg harganyanbelasan. sebagai penulis yang belum terkenal saja aku dah geram uey

    ReplyDelete
  40. Saya lebih suka cari buku second sih, kalau yang terbitan lawas. Kebanyakan buku yang saya pakai sebagai referensi memang buku lawas. Tapi ya kadang ada toko yang nakal, ternyata bukan buku lawas tapi bajakan yang kualitasnya bagus. Huhuhu.
    Makanya jadi lebih selektif deh, saat beli bukunya.

    ReplyDelete
  41. saat ini banyak buku bajakan terutama di maketplace, harus hati-hati milihnya jangan hanya seneng dengan harga murah, setelah bukunya sampai kualitasnya ternyata tidak bagus

    ReplyDelete
  42. Belum pernah lihat buku bajakan versi PDF. Ngeri ya pembajakan ini sudah masuk ke dunia digital juga

    ReplyDelete
  43. Pernah mbaa aku beli bukunya Enid di olshop ternyata bajakan. Covernya bagus pula, mirip 90% ama aslinya, cuma posisinya aja kurang presisi (kan aku udh pengalaman cetak buku soalnya pernah kerja di percetakan).

    Kudu ati2 bener ya biar ga beli buku bajakan.

    ReplyDelete
  44. Memerangi buku bajakan memang gak mudah. Dengar-dengar malah ada jaringannya. Semoga kita terhindar dari mafia buku ya.

    ReplyDelete
  45. Dulu tuh sering bgt ya bermunculan buku pdf yg tersebar di grup2 wa. Aku kira buku fisik aja yg bajakan. Ternyata pdf juga, apalagi skrng dunia digital, bukan tidak mungkin buku pdf yg tersebar melalui WhatsApp adalah buku bajakan huhu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget, buku e book yang pdf ternyata ada versi bajakannya, dan itu buanyak banget.... Yuk kita perangi pembajakan, kita mulai dari diri kita sendiri dulu ya

      Delete
  46. Eh aku pernah beli buku dapatnya yang bajakan... Makanya aku lebih suka beli buku hardcover. Jarang banget buku dengan hard cover di bajak. Emang agak mahal, tapi puas. Sedih banget beli buku Kirain diskon, eh ga taunya bajakan. Okey sip cek lapak Naqi dulu hehe

    ReplyDelete
  47. Jadi inget dulu kalau kuliah, selalu cari buku yang kualitas kertas bagus, dan lemnya kuat serta rapih, tintanya juga bagus jelas. Meskipun carinya di loakan. Karena memang beda yang asli dan bajakan

    ReplyDelete
  48. sepakat kak, buku bajkakan itu merugikan banget
    padahal proses menjadi sebuah buku itu lamaaaaa banget dan luar biasa prosesnya

    ReplyDelete
  49. enggak banget deh yang beli buku bajakan. adab sebelum ilmu. artinya, sebelum tau isi buku, kudu menghargai dulu deh biar apa pun isi buku itu berkah buat kita

    ReplyDelete
  50. Prosesnya panjang lo untuk menjadi buku itu, makanya sedih banget kalau ada buku bajakan, apalagi alasannya bukunya mahal, hiks masa iya sih orang kerja ga dibayar la yang kerja sampai jadi satu buku kan ada penulis, editor, layouter, dll, kan mereka juga butuh dibayar

    ReplyDelete
  51. Memang deh, kehadiran buku bajakan begini tuh sungguh meresahkan, terutama bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia kepenulisan dan penerbitan. Hmm ... kalau aku sih, misalnya mau jajan buku tapi danaku terbatas, selain nunggu buku preloved, nggak jarang aku ikutan jastip dari teman-teman yang suka belanja langsung di gudang punya penerbit sih. Harganya enak (apalagi kalau buku lama) dan pas dibuka tuh aroma buku barunya terasa.

    ReplyDelete
  52. Buku bajakan makin menggila lho. Semoga pemerintah juga bisa menertibkan para pelaku penerbit yang mencetak buku bajakan.

    Dan kita penikmat buku juga harus mengerti dan tahu lah, kalau beli ya yg asli.

    ReplyDelete
  53. Sebagai penulis buku sejak 18 tahun lalu, aku sangat benci pada pembajak buku. Novelku (terbitan Gramedia) juga dibajak dan dijual versi pdf-nya dengan harga sangat murah. Belum lagi di Wattpad dan platform lainnya. Seenak jidatnya menulis ulang novelku (terbitan Elex, KPG, dll) dan mengakui dirinya sebagai penulis.

    Dalam hal buku bajakan, negeri ini sungguh seperti kata Tere Liye: Negeri Para Bedebah!

    Laa ilaha ila anta subhanaka inni kuntu minadzalimin.

    ReplyDelete
  54. Ka Naqi.. komunitas Gerakan One Week One Book ini ada wag-nya gak?
    Aku selama ini ikutan di IG, tapi asa mandeg. Huhuhu.. ingin sekali mulai merutinkan challenge dari One Week One Book biar ke-tracking uda selesai berapa buku dalam sebulan sampai setahun.

    ReplyDelete
  55. Buku bajakan memang kualitas nya jelek, sampulnya asal saja dan gambarnya juga ampun dah, tapi kok herannya masih ada yang beli saja ya, padahal kualitas nya bagus yang original.

    ReplyDelete

Post a Comment