Ada yang pernah pergi ke suatu festival? Festival buku? Dari
pertama kali rencana Patjar Merah mau digelar ke Malang, mungkin aku adalah
salah satu followers @patjarmerah_id yang
paling histeris menyambutnya dengan bahagia hanya karena aku sudah pindah
domisili di kota Apel ini. Dengan senang hati, langsung menyebarkan info ke
teman ngopi, teman dolan dan saudara untuk diagendakan harus berkunjung kesana.
Pasalnya, sejak pertama kali tahu Patjar Merah di Jogja sana
dan merupakan bazar buku yang tidak sembarang bazar buku murah, aku langsung
jatuh cinta. Malah ada yang jadi korban untuk mampir ke lokasi di Jogja karena
aku ndak bisa hadir. Maafkan aku, ya Pret! (Bukan Kampret😆).
Ya, aku seantusias itu mengikuti lini masa Patjar Merah. Patjar Merah lebih
dari sekadar bazar buku tapi menyediakan ruang dan obrolan antara penulis dan
pembaca serta pemerhati literas
Saat diberikan form siapa saja yang ingin didatangkan ke
Patjar Merah, auto aku isi dengan nama Uda Ivan Lanin, Mas Agus Magelangan,
Mbak Kalis Mardiasih, Mas Puthut EA, dan Koh Alexander Thian. Dan bahagia dong,
sebagian besar mereka beneran diundang dan (sudah/akan) datang. Kalau bisa aku
akan datang ke Patjar Merah tiap hari, rencana awalnya begitu, heuheu.
Hari pertama Patjar Merah, tepat hari Sabtu (27/07) kemarin,
yang biasanya akhir pekan waktunya bermalas-malasan karena momen inersia dan
gaya gravitasi kasur lebih besar dibanding permukaan bumi lainnya, tidak
terjadi Maemunah!
Demi menghadiri pembukaan Patjar Merah, aku rela mencuci
baju dan mandi pagi. Hello, dinginnya air Malang di pagi hari sudah tidak
terasa lagi. Sepertinya jatuh cinta memang membuat logika mati? Entahlah, yang
kurasakan saat itu sangat bahagia. Hormon endorfin pada diriku sedang
diproduksi besar-besaran, sepertinya.
Bertemu dengan para penulis favorit mungkin bagi sebagian
orang merupakan hal yang luar biasa. Begitulah, aku dengan keluguanku
memamerkan hasil foto bersama para penulis tsb. Auto ngiri dong mereka yang
tidak bisa hadir ke Patjar Merah. Oke, mari kita nganan saja untuk melanjutkan
hidup yang lebih baik. Tapi tetep, sodorin hasil foto bersama para penulis.
Nyoh, haha.
Banyak hal yang bisa diperoleh dari kegiatan yang menurut paman Seno ini adalah
sebuah perlawanan. Perlawanan pada pola-pola pameran buku yang monoton, pada
gedung yang mewah dan nyaman, pada buku yang mahal dan harganya tak terjangkau.
Perlawanan sejenis ini harus banyak dan dilakukan beramai-ramai. Kalimat beliau
ini pasti membuat orang-orang yang ada di balik Patjar Merah ini merasa usaha
mereka memang sangat berharga. Dan aku salut kepada mereka semua, muah.
Sementara kata Mbak Kalis Mardiasih di sesi obrolan Patjar
hari ketiga, jihad perempuan hari ini yaitu menjaga kesadaran dirinya saat
sekrol akun media sosial. Dan sebuah pengingat dari Gus Achmad Dhofir
Zuhry bahwa sudah seharusnya kita menjadi orang yang 'aqil (عاقل), yakni orang
yang mempunyai mekanisme pemikiran, karena akhir-akhir ini makin banyak orang
yang terjebak dengan pemutlakan tafsir akibat defisit ilmu. Tapi mereka
kebanyakan hanya mau belajar secara instan, terutama belajar agama sehingga
kebanyakan sekarang segala sesuatu diperjualbelikan dan dibungkus dengan kedok
agama.
Bagaimana, sangat bergizi kan? Merugilah kalian yang belum
bergabung di obrolan Patjar. Tapi tenang, Patjar Merah masih berlangsung hingga
hari Ahad besok. Dan obrolan Patjar masih ada dengan topik yang tak kalah
serunya.
Selanjutnya, bisa dilihat hasil rebutan sementara(?) dari pasar buku murah yang
ada di dalam Patjar Merah. Kalap? Bukan. Sedang buka jastip? Tidak juga.
Percayalah, mencoba menahan untuk tidak memborong di saat banyak diskon
gila-gilaan sementara tumpukan TBR masih menggunung adalah jihad seorang
pembaca buku. (quotes remah by Naqi). Tapi kemudian aku menyesal melewatkan
buku seri sastra KPG seharga sepuluh ribuan ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜.
Jadi, kalian sudah memborong apa saja di Patjar Merah selain ilmu dari para
pemantik obrolan Patjar atau diskusi serta foto bareng mereka? Jangan jawab
Patjar Kita, karena Patjar Kita hanya berlaku selama Patjar Merah berlangsung
dan di area, bukan begitu Patjarmin @patjarmerah_id?
Terima kasih sudah memberikan kesempatan diadakannya festival literasi di
Malang, Mbak Windy,
Mas Irwan Bajang, dkk.
Mbak W, aku makin ngfans sama kamu 💗. Yang tak kalah
serunya, akhirnya aku bisa punya patjar juga di Patjar Merah, meski
beberapa jam selama beberapa hari ini. Salam literasi.
Post a Comment
Post a Comment