Header Serambi Naqiibah

Sampah Organik yang Bisa dan Tidak Bisa Dijadikan Kompos

1 comment
Konten [Tampil]

Sebagian besar, sampah organik dapat diubah menjadi kompos dengan prosedur yang tepat. Namun, beberapa jenis sampah organik mungkin sulit untuk diubah menjadi kompos atau bahkan tidak bisa sama sekali. 

Nah, apa saja sampah organik yang bisa digunakan untuk membuat kompos yang berkualitas dan apa saja sampah organik yang tidak dapat dijadikan kompos? Simak artikel kali ini ya.

Sampah Organik yang Bisa dan Tidak Bisa Dijadikan Kompos

Sampah Organik yang Bisa Dijadikan Kompos

Pada dasarnya, hampir semua jenis sampah organik dapat digunakan untuk membuat kompos, dengan beberapa pengecualian. Namun, untuk memastikan kompos yang dibuat berkualitas tinggi dan proses pengomposan berjalan lancar, beberapa jenis sampah organik yang lebih cocok untuk digunakan sebagai bahan baku antara lain:

1. Daun Kering

Daun kering merupakan salah satu bahan kompos paling umum dan efektif. Mereka mengandung karbon tinggi dan membantu menciptakan struktur yang baik dalam kompos. Rasio karbon yang seimbang dengan nitrogen sangat penting untuk proses dekomposisi yang optimal dan pembentukan kompos yang berkualitas.

Ketika terurai, daun kering akan membuat struktur tanah menjadi lebih longgar dan berpori. Ini yang membuat akar tanaman bisa menembus tanah dengan lebih mudah, meningkatkan pertukaran udara dan air, serta memfasilitasi pertumbuhan mikroorganisme tanah yang bermanfaat.

Selain itu, lapisan daun kering di permukaan tanah dapat bertindak sebagai penahan kelembapan alami. 

2. Sisa ranting, rumput, sekam, jerami

Sama dengan jenis sampah organik sebelumnya, jenis sampah ini juga mengandung karbon tinggi dan beragam nutrisi penting bagi mikroorganisme. Karbon ini penting untuk menciptakan rasio karbon-nitrogen yang seimbang dalam kompos, yang diperlukan untuk proses dekomposisi yang efisien.

Ranting-ranting dan jerami yang terurai dalam proses pengomposan dapat menghasilkan humus yang kaya dan subur. Selain itu juga mengandung berbagai nutrisi penting untuk tanaman termasuk nitrogen, fosfor, dan kalium. 

Ketika hasil kompos dijadikan pupuk organik, akan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan.

3. Sisa Buah dan Sayuran

Untuk membuat kompos, sisa sayuran dan buah-buahan seperti kulit, batang, atau bagian yang tidak terpakai juga dapat dimasukkan ke dalam kompos. Hal ini sangat baik karena kandungan nutrisi yang penting seperti nitrogen dan mempercepat proses dekomposisinya.

Sisa buah dan sayuran juga mengandung berbagai nutrisi penting yang bermanfaat bagi tanaman. Dalam proses pengomposan, nutrisi-nutrisi ini akan terurai dan membentuk kompos yang kaya akan unsur hara, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman yang sehat.

3. Ampas Kopi dan Teh

Sumber nitrogen yang baik untuk kompos adalah ampas kopi dan teh. Kandungan nitrogen dalam ampas kopi dan teh membantu meningkatkan kualitas kompos yang dihasilkan. Kompos yang kaya akan nitrogen memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menyuburkan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.

Ampas kopi dan teh juga mengandung sejumlah air, yang dapat membantu menjaga kelembapan dalam tumpukan kompos. Kelembapan yang seimbang penting untuk memastikan proses pengomposan berlangsung optimal.

Yang tak kalah penting, aroma yang dihasilkan oleh ampas kopi dan teh dapat berfungsi sebagai penolak bagi beberapa jenis hama dan serangga, seperti semut. Dengan memasukkan ampas kopi dan teh ke dalam tumpukan kompos, Kamu dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dalam tumpukan kompos.

4. Cangkang Telur

Cangkang telur mengandung sejumlah kalsium yang baik untuk tanaman. Meskipun kalsium dalam cangkang telur perlu diuraikan terlebih dahulu sebelum dapat diserap oleh tanaman, namun proses pengomposan akan membantu melakukannya.

Cangkang telur yang telah diuraikan juga dapat membantu menyeimbangkan pH tanah. Meskipun pengaruhnya mungkin tidak sebesar sampah organik lain seperti sisa makanan atau daun, namun setiap kontribusi kecil dalam menyeimbangkan pH tanah merupakan hal yang positif.

Jadi, sebelum dicampur ke dalam kompos, cangkang telur bisa dihancurkan terlebih dahulu biar lebih mudah dan cepat pengomposannya. 

Sampah Organik yang Lebih Baik Jangan Dijadikan Kompos

Pengomposan yang baik memiliki ukuran, warna, dan bau tanah. Kompos berkualitas tinggi juga tidak memiliki bau yang menyengat. Namun, kita harus memperhatikan beberapa hal tentang sampah organik yang baik dan jangan dimasukkan ke dalam kompos, karena kesalahan bahan bisa menyebabkan bau busuk dan belatung. 

Berikut adalah beberapa jenis sampah organik yang dapat digunakan sebagai kompos:

1. Daging, sisa daging atau tulang

Daging dan tulang memiliki nutrisi yang baik namun proses dekomposisi lambat, dapat mengundang hama penyakit dan dapat menimbulkan bau.

2. Ikan, Sisa Ikan atau Tulang

Sama seperti sampah organik daging, sisa daging dan tulang, jenis yang kedua ini juga dapat mengundang hama dan mengganggu proses kompos. Kemampuan mereka untuk memengaruhi keseimbangan kompos juga menjadi pertimbangan penting.

3. Sisa makanan yang sudah diolah

Sisa makanan yang telah diolah sering kali terkontaminasi dengan bahan-bahan lain seperti garam, rempah-rempah, atau bumbu lainnya. Kontaminasi ini dapat mengganggu keseimbangan nutrisi dalam kompos dan mengganggu proses pengomposan.

4. Sisa makanan terutama yang Mengandung Lemak/Susu

Sisa makanan yang mengandung lemak atau susu cenderung lebih sulit terurai daripada bahan organik lainnya. Salah satu masalah yang sering terkait dengan sisa makanan yang mengandung lemak atau susu adalah bau tidak sedap yang dihasilkan saat mereka membusuk. Selain itu juga bisa mengundang penyakit.

5. Kertas Bertinta/berplastik

Sementara kertas biasanya dianggap sebagai bahan kering yang baik untuk kompos, tidak semua jenis kertas cocok untuk dikomposkan. Ini termasuk kertas yang bertinta, kertas yang tahan air, dan kertas yang terbuat dari plastik atau yang tahan air. 

Selain itu tea/coffee bags juga tidak bisa untuk dikompos.

6. Kotoran Hewan

Memang sampah yang satu ini berasal dari alam, namun kotoran hewan dapat mengandung bakteri dan terkontaminasi oleh parasit maka tidak disarankan untuk dijadikan bahan untuk mengompos. 

7. Minyak

Minyak tidak dapat dijadikan kompos karena sifatnya yang tidak terurai secara alami oleh mikroorganisme dalam proses pengomposan. Minyak akan membentuk lapisan yang menghalangi sirkulasi udara dan air dalam tumpukan kompos, menyebabkan kondisi anaerobik yang tidak menguntungkan untuk dekomposisi bahan organik.

Selain itu, minyak juga dapat menarik hama dan serangga berbahaya ke dalam tumpukan kompos, serta menyebabkan bau tidak sedap yang tidak diinginkan. Jika minyak masuk ke dalam kompos, ia juga dapat mencemari air tanah dan lingkungan sekitarnya.

Lalu apa yang harus kita lakukan dengan sampah organik tersebut?

Nah, sampah organik yang nggak bisa dibuat kompos tersebut, sampahnya diapakan dong? Berikut solusi pengelolaan sampah organik yang tak bisa dijadikan kompos:

1. Hindari Konsumsi maupun Masak Berlebihan

Untuk jenis sampah organik sisa makanan, kita bisa memulai menghindari masak atau konsumsi berlebihan. Selain itu, proses dekomposisi sampah organik akan menjadi lebih sulit jika makanan mengandung banyak minyak.

Habiskan makanan yang ada di piringmu! Terutama ketika makan prasmanan, hindari lapar mata dengan mengambil semua makanan yang disajikan.

2. Berikan kepada Bank Sampah atau Pengepul

Bank sampah memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Nah, untuk sampah jenis kertas bertinta atau berplastik ini kita masih dapat memberikannya kepada bank sampah atau bahkan pengepul secara langsung.

Selain itu, untuk limbah minyak tidak boleh dibuang langsung ke saluran pembuangan. Alih-alih, daur ulang limbah minyak dengan memasukkannya ke dalam wadah yang tertutup rapat atau mengirimkannya ke fasilitas daur ulang minyak terdekat.

3. Jadikan sebagai Ecobrick

Salah satu solusi yang kreatif dan ramah lingkungan adalah dengan mengubah sampah organik yang tidak bisa dikompos menjadi Ecobrick. Ecobrick adalah blok konstruksi yang terbuat dari kemasan plastik yang diisi dengan sampah non-biodegradable seperti plastik, kertas, tea/cofffee bags atau bahan lainnya yang tidak bisa diurai secara alami. Tunggu penjelasan lebih lanjut ya!

4. Manfaatkan sebagai Sumber Energi Alternatif

Beberapa jenis sampah organik yang tidak cocok untuk kompos dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produksi energi terbarukan, seperti biogas. Sampah organik yang bisa digunakan seperti sisa makanan atau kotoran hewan.

Selain diolah menjadi biogas, juga bisa diolah menjadi bahan bakar alternatif seperti pelet biomassa atau briket. Penggunaan sampah organik ini sebagai bahan bakar dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Solusi Alternatif pengolahan sampah organik tak bisa dikompos

Penutup

Dengan menghindari beberapa jenis sampah yang tidak diperlukan di atas, kita dapat mengurangi keberadaan belatung, lalat, dan bau menyengat yang menyukai dan berkembang biak di sisa sampah. Selain itu, proses pengomposan akan lebih cepat dan menghasilkan hasil yang optimal, yang dapat digunakan sebagai sumber nutrisi untuk tanaman di masa mendatang.



Referensi:

https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/sampah-organik-yang-dapat-dan-tidak-dapat-masuk-ke-kompos/
Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

1 comment

  1. Baru tahu kalo kotoran hewan sebaiknya tidak dijadikan pupuk organik, ternyata karena mengandung parasit ya. Makasih banyak kak infonya.

    ReplyDelete

Post a Comment