Header Serambi Naqiibah

Mengenal Sampah Organik di Sekitar Kita

9 comments
Konten [Tampil]

Kita pasti sudah tak asing dengan sampah organik. Sampah organik merupakan komponen penting dari limbah domestik yang umumnya dihasilkan di sekitar kita setiap hari. Jenis sampah ini berasal dari sisa-sisa alami yang dapat terurai oleh mikroorganisme, seperti sisa makanan, daun-daunan, dan bahan organik lainnya. 

Keberadaan sampah organik memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan keberlanjutan, tetapi juga menyediakan peluang untuk digunakan kembali dalam bentuk kompos yang berguna bagi pertanian.

Sampah organik


Karakteristik Sampah Organik

Sampah organik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Berasal dari Sumber Hayati dan Dapat Terurai

Sampah organik berasal dari sumber hayati, yaitu bahan-bahan yang semula hidup atau berasal dari makhluk hidup. Ya, namanya sampah organik sudah pasti memiliki sifat organik, karena berasal dari makhluk hidup atau dapat diurai oleh makhluk hidup. 

Sampah organik dapat mengalami proses dekomposisi atau penguraian secara alami oleh mikroorganisme. Proses ini melibatkan bakteri, jamur, dan organisme mikroskopis lainnya yang memecah materi organik menjadi senyawa yang lebih sederhana.

2. Mengandung Air

Umumnya, sampah organik memiliki kadar air, memberikan kelembaban yang diperlukan bagi mikroorganisme dalam proses penguraian.

Sampah organik yang mengandung kandungan air tinggi memiliki karakteristik tertentu yang membuatnya cenderung basah. Kandungan air yang tinggi dalam sampah organik dapat berasal dari bahan-bahan seperti sisa-sisa makanan yang mengandung banyak air, daun-daunan segar, dan bahan organik lain yang belum mengalami proses pengeringan.

3. Berbau Aroma Khas

Sampah organik seringkali memiliki aroma khas yang bersumber dari proses dekomposisi alami oleh mikroorganisme. Aroma ini umumnya bersifat busuk atau asam karena pelepasan gas-gas tertentu selama penguraian bahan organik. 

Aroma khas ini dapat menjadi tantangan dalam pengelolaan sampah organik, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Pengomposan dan pengelolaan sampah yang efektif dapat membantu mengurangi intensitas aroma yang tidak diinginkan dan menjadikan sampah organik sebagai sumber daya yang berguna. 

Penting untuk memahami bahwa aroma tersebut sebenarnya merupakan hasil dari proses alami dan bahwa pengelolaan yang tepat dapat meminimalkan dampaknya pada lingkungan sekitar.

4. Berwarna Coklat atau Hijau

Sampah organik seringkali memiliki warna khas yang cenderung coklat atau hijau. Warna ini umumnya berasal dari sisa-sisa tumbuhan, buah, dan bahan organik lainnya yang termasuk dalam kategori sampah organik. 

Warna coklat atau hijau ini mencerminkan kandungan klorofil dan pigmen alami lainnya dalam tumbuhan yang masih segar. Ketika sampah organik mengalami proses dekomposisi, warna-warna ini dapat berubah seiring dengan perubahan komposisi kimia sampah tersebut.

Warna-warna ini tidak hanya memberikan informasi visual tentang jenis sampah organik, tetapi juga dapat menjadi indikator keberhasilan dalam proses pengomposan. Sampah organik yang dihasilkan dari proses pengomposan yang baik cenderung memiliki warna yang lebih gelap dan seragam karena kandungan nutrisi yang terkonsentrasi dalam kompos yang matang.

Pemahaman tentang karakteristik ini penting untuk mengembangkan metode pengelolaan sampah organik yang efektif, seperti pengomposan atau pengolahan di tempat pemrosesan sampah.

Jenis dan Contoh Sampah Organik

Nah, berdasarkan tingkat kandungan airnya, sampah organik dibagi menjadi dua:

1. Sampah Organik Kering

Sampah organik kering mencakup bahan-bahan organik yang memiliki tingkat kelembaban yang rendah atau cenderung kering. Beberapa contoh sampah organik kering meliputi:

  1. Daun Kering, yakni daun-daunan yang telah gugur dari pohon.
  2. Serat Alam, serat-serat dari tumbuhan, seperti kapas atau serat jute.
  3. Potongan-potongan Kayu Kering. Yakni sisa-sisa kayu yang tidak mengandung banyak air.
  4. Kertas dan Karton seperti kertas koran, kertas bekas, atau karton yang dapat terurai.
  5. Bahan Organik dari Dapur yang Kering. Misalnya, kulit bawang atau sisa makanan yang cenderung tidak mengandung banyak air.
  6. Potongan Tanaman Kering. Sisa-sisa tanaman yang telah kering, seperti batang atau ranting.

2. Sampah Organik Basah

Sesuai dengan namanya, sampah organik basah terdiri dari bahan-bahan organik yang memiliki tingkat kelembaban atau kadar air yang cukup tinggi. Contoh sampah organik basah meliputi:

  1. Sisa-sisa Makanan, seperti kulit buah, sayuran yang tidak terpakai, sisa makanan, dan lain sebagainya.
  2. Sisa Tanaman yang Masih Segar, seperti potongan-potongan baru dari tanaman atau sisa-sisa hijau dari kebun.
  3. Ampas Kopi dan Teh yakni sisa kopi yang sudah disaring, ampas teh, dan bahan-bahan organik dari minuman.
  4. Bahan Organik dari Dapur yang Basah. Seperti kulit timun, sisa-sisa sayuran berair, atau sisa makanan yang mengandung banyak air.
  5. Sisa-sisa organik dari hewan, seperti sisa-sisa daging, tulang, atau ikan.
  6. Rumput Segar. Potongan-potongan rumput dari pemotongan rumput yang masih segar.

Dengan memisahkan sampah organik menjadi kering dan basah, kita dapat memudahkan proses pengelolaannya, termasuk pengomposan, dan memastikan bahwa potensi bahan organik yang dapat digunakan kembali dapat dimanfaatkan secara optimal.

Penutup

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa campur tangan manusia. Jika dikelola dengan tepat, sampah ini bahkan dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan

Yuk, kita mulai mengenali sampah organik di sekitar kita dan kelola dengan tepat agar bisa bermanfaat!



Referensi

https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-dan-pengelolaan-sampah-organik-dan-anorganik-13 diakses 30 Januari 2024

Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

9 comments

  1. Bagus sekali sharingnya mba, karena belum sepenuhnya masyarakat kita bisa membedakan sampah organik mana bukan, dengan begitu akan menambah pengetahuan pembaca terkait sampaih sehingga dapat dilakukan penanganan pengelolaan sampah dari rumah jika sudah tahu mengenai karakteristik sampah

    ReplyDelete
  2. Daku belum setelaten itu untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Ternyata kertas termasuk sampah organik kering ya. Pengen deh suatu saat telaten bikin kompos sendiri dari kumpulan sampah organik di dapur.

    ReplyDelete
  3. Jadi ingat, dulu waktu kecil bapakku memisahkan tempat sampah di rumah jadi 2, untuk sampah organik dan anorganik. Itu sebelum di lingkungan dan di sekolah-sekolah tempat sampahnya dibagi-bagi kayak sekarang. Dari sana jadi belajar apa aja sampah organik dan anorganik. Sekarang kalau ke tempat umum dan buang sampah, pasti otomatis misahin sampahnya kalau tempat sampahnya terpisah gitu. Hihi..

    ReplyDelete
  4. Banyak sekali sampah organik yang kita hasilkan dari rumah tangga dan memang harus dikelola dengan sangat baik karena sampah-sampah ini bisa kita urai kembali untuk menjadi kompos ataupun pupuk lainnya jadi tidak hanya menumpuk untuk dibuang tapi bisa bermanfaat lagi untuk ke depan

    ReplyDelete
  5. nah ini, aku masih agak bingung gimana mengelola sampah organik di rumah. aku tinggal di ruko, keterbatasan tanah.

    ReplyDelete
  6. gimana ya? kadang memang nggak tahan sama aroma khasnya sampah organik. Cuma sampah organik memang bermanfaat banget kalau mau digunakan kembali untuk pertanian.

    ReplyDelete
  7. Sampah organik ini memang sebaiknya segera diberikan treatment yang tepat seperti diolah menjadi pupuk kompos organik, biogas, arang briket, pakan ikan / hewan ternak, kerajinan tangan, dan eco enzyme.

    Ternyata ada banyak cara agar sampah organik tidak membusuk dan mencemari lingkungan dengan baunya yang khas ini yaa..

    ReplyDelete
  8. Aku mikirnya sampah organik selama ini fokus ke yang basah, seperti sisa makanan. Ternyata ada juga sampah organik yang kering seperti kertas dan atau kertas koran. Kalau sampah kertas biasanya aku kiloin aja ke pemulung, kadang dibayar kadang tidak.

    ReplyDelete
  9. Saya sudah membuktikan, sampah organik seperti kulit telur ayam atau kadang gumpalan rambut, beneran membantu menyuburkan tanaman. Juga air bekas cucian beras.
    Sementara sih baru tanaman-tanaman pot berdaun hijau. Belum bereksperimen ke bebungaan.

    ReplyDelete

Post a Comment