Header Serambi Naqiibah

Yuk Bikin Kompos dari Sampah Organik

9 comments
Konten [Tampil]

Pengolahan sampah yang tidak tepat sudah pasti akan menyebabkan penumpukan sampah di lingkungan tempat tinggal. Berdasarkan UU RI Nomor 18 tentag pengelolaan sampah, ada banyak penyebab terjadi penumpukan sampah di lingkungan. Oleh sebab itu, kita harus mempunyai inovasi dalam pengolahan sampah ini.

Dari jumlah sampah yang dihasilkan di Indonesia, 60%-nya adalah sampah organik. Sayangnya sampah sebesar ini harus berakhir di TPA tercampur tanpa dipilah.

Salah satu cara mengolah sampah organik adalah dengan membuat kompos. Tentu saja kita tak bisa asal saja mengolah sampah organik kita menjadi kompos. Nah, kali ini simak yuk tentang kompos dari sampah organik dan cara membuatnya!

Yuk Bikin Kompos dari Sampah Organik


Kompos dari Sampah Organik

Kompos merupakan dekomposisi atau hasil penguraian dari sampah organik. Biasanya kompos ini dijadikan sebagai pupuk karena kompos tersusun dari bahan-bahan organik.

Membuat kompos dari sampah organik adalah cara yang ramah lingkungan untuk mengelola sampah organik yang berasal dari dapur dan kebun. 

Pembuatan kompos adalah salah satu metode pengolahan sampah yang dapat mengurangi limbah rumah tangga dan menghasilkan produk baru yang ramah lingkungan. Kompos memiliki nilai ekonomi yang tinggi. 

Produksi pupuk kompos dapat menunjukkan bahwa masyarakat sudah sangat memahami cara memilih dan mengkategorikan sampah. Sebelum membuat pupuk kompos, masyarakat harus dapat memilah sampah organik dan anorganik. 

Kompos yang sudah selesai dapat dijual, memberikan nilai ekonomi yang tinggi. Masyarakat harus mampu membedakan jenis sampah yang dapat diubah menjadi kompos agar tidak dibuang sembarangan.

Metode Pembuatan Kompos

Berdasarkan proses pembuatannya, ada 2 metode yakni metode alami dan metode mekanis, atau yang sering disebut metode aerob dan anaerob. Apa dan bagaimana metode pembuatan komposnya? Simak yuk!

1. Alami (Aerob)

Kompos alami melibatkan penguraian bahan organik oleh mikroorganisme tanah secara alami, seperti bakteri dan jamur. Proses ini terjadi di lingkungan terbuka atau di dalam tong kompos tanpa bantuan mesin atau alat. 

Karena metode alami tidak membutuhkan alat-alat bantuan saat prose pengomposan itu dilakukan, maka metode ini memiliki keuntungan dan kekurangan. Apa saja keuntungan dan kekurangan metode alami ini?

Keuntungan metode alami pembuatan kompos:

Beberapa keuntungan pada pembuatan kompos dengan metode alami adalah 

  1. Ramah lingkungan dan berkelanjutan.
  2. Biaya rendah karena tidak memerlukan peralatan khusus.
  3. Pupuk yang dihasilkan kaya akan mikroorganisme dan nutrisi organik.

Kekurangan:

Sementara kekurangannya adalah:

  1. Proses mungkin memakan waktu lebih lama.
  2. Diperlukan perhatian lebih terhadap kondisi lingkungan seperti kelembaban dan ventilasi.

2. Mekanis (Anaerob)

Metode pembuatan kompos secara mekanis melibatkan penggunaan mesin dan alat untuk mempercepat proses kompos. Peralatan seperti penggiling, pencacah, dan alat pengaduk biasanya yang digunakan. Selain itu juga memerlukan aktivator berupa mikroorganisme (starter) untuk mempercepat pengomposannya.

Keuntungan pembuatan kompos secara mekanis:

  1. Proses lebih cepat dan efisien.
  2. Kontrol yang lebih baik terhadap suhu dan kondisi lainnya.
  3. Cocok untuk skala besar.

Kekurangan pembuatan kompos secara mekanis:

  1. Biaya lebih tinggi karena memerlukan investasi dalam peralatan.
  2. Dapat kurang ramah lingkungan tergantung pada sumber daya yang digunakan.

Pemilihan metode kompos (alami atau mekanis) bergantung pada preferensi, skala produksi, dan sumber daya yang tersedia. Beberapa orang memilih kombinasi kedua metode untuk mendapatkan hasil yang optimal. Yang paling penting adalah memastikan bahwa kompos dihasilkan dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan tanaman atau kebun Anda.

Pembuatan kompos dari sampah organik bukan hanya solusi untuk mengelola sampah, tetapi juga cara untuk menciptakan sumber daya alam yang berharga.

Langkah Pembuatan Kompos

Pembuatan kompos adalah proses menguraikan bahan organik menjadi humus yang kaya nutrisi. Dengan mengikuti langkah-langkah yang benar, kita bisa dapat membuat kompos yang baik. Berikut adalah langkah-langkah umum pembuatan kompos menyiapkan alat dan bahan, yakni:

1. Siapkan alat untuk pengomposan

Yng pertama siapkan wadah. Kamu bisa menggunakan ember, bak kompos, tong, atau wadah kompos (compost bag) yang dapat diakses. Pastikan wadah ini tertutup memiliki ventilasi yang cukup untuk memastikan sirkulasi udara yang baik.

Kemudian siapkan alat pengaduk untuk mengaduk sampah organik. Pastikan setiap kali memulai pengomposan juga selalu menggunakan sarung tangan karet untuk melindungi tangan kalian saat bersentuhan langsung dengan sampah. Jangan lupa masker juga ya!

2. Siapkan bahan organik

Pilih bahan organik yang dapat diuraikan, seperti sisa-sisa dapur, daun kering, jerami, ranting kecil, dan bahan hijau lainnya. Hindari bahan yang sulit diurai seperti daging, produk susu, dan bahan berminyak.

Setelah siap bahannya, potong atau hancurkan bahan organik yang akan dibuat kompos agar lebih mudah diuraikan. Bahan yang lebih kecil akan mempercepat proses dekomposisi. Untuk mencacah juga biosa menggunakan mesin pencacah.

3. Buat lapisan

Susun bahan menjadi lapisan bahan hijau (misalnya, sisa-sisa dapur) dan lapisan bahan coklat (misalnya, daun kering). Bahan hijau mengandung nitrogen, sedangkan bahan coklat mengandung karbon.

Lapisan pertama adalah sampah cokelat. Selanjutnya lapisan kedua adalah sampah hijau yang sudah dicacah. Pada lapisan ketiga masukkan kembali sampah cokelat hingga menutupi permukaan sampah hijau pad alapisan sebelumnya. Lakukan pengulangan hingga compost bag terisi penuh. 

4. Periksa Kadar air

Apabila sampah terlihat kering, tambahkan air atau EM4 (Effective Microorganism) atau mikroorganisme lokal. Dan bila sampah terlihat basah, tambahkan sampah coklat.

5. Tunggu Proses Pengomposan hingga panen

Setelah compost bag terisi penuh, tutup bagian atas compost bag dan letakkan compost bag di tempat yang aman dari sinar matahari dan hujan. Lakukan pengadukan setiap 3-7 hari sekali untuk menambahkan oksigen di dalam kompos. kompos yang sudah matang, bisa dipanen melalui jendela compost bag di hari ke-30.

Faktor Utama Pembuatan Kompos Aerob

Pembuatan Kompos memiliki beberapa faktor antara lain:

1. Mikroorganisme

Berbagai jenis mikroorganisme fermentasi diperlukan untuk menyelesaikan proses dekomposisi, terutama jika sampah organik terdiri dari berbagai jenis bahan. Sampah organik dari pasar, kebun, dapur, dan industri adalah contoh sampah organik. 

Banyak jenis mikroorganisme menjadi aktif pada berbagai tahap proses penguraian. Oleh karena itu sangat penting bahwa kompos mengandung berbagai jenis bakteri. Mikroorganisme ini dapat diperoleh dari fermentasi makanan yang tersedia secara lokal, tanah humus, dan jamur; jamur liar adalah yang terbaik.    

Rao (1994) menyatakan bahwa dua jenis mikroba dominan yang bertanggung jawab atas proses pengomposan adalah bakteri dan jamur. Bakteri penting yang memengaruhi proses pengomposan dapat dikategorikan berdasarkan asal bakteri, kebutuhan oksigen, suhu, dan jenis makanannya.

2. Udara

Ada dua jenis fermentasi berbeda: fermentasi aerob melibatkan bakteri aerob dan bakteri anaerob fakultatif yang membutuhkan oksigen untuk menguraikan sampah organik; fermentasi anaerob melibatkan bakteri anaerob dan bakteri anaerob fakultatif yang menguraikan sampah organik tanpa oksigen. 

Dengan adanya oksigen, fermentasi aerob menjadi aktif dan menguraikan sampah organik dengan cepat, dan proses ini seringkali diikuti dengan pembentukan panas yang mempercepat penguraian sampah. 

Sementara itu, fermentasi anaerob itu menguraikan sampah organik dengan lambat dan menghasilkan bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengadukan setiap hari untuk memastikan bahwa kompos memiliki jumlah oksigen yang cukup. Ini akan meningkatkan proses penguraian sampah dan menghindari bau tak sedap.

Faktor Utama Pembuatan Kompos secara Aerob

3. Kelembapan

Selain itu, mempertahankan tingkat kelembaban yang tepat akan membantu proses penguraian menjadi lebih baik dan menghindari bau tak sedap. Untuk bakteri aerob secara aktif menguraikan zat organik, kadar air yang tepat adalah 40-60%. 

Kadar air yang terlalu rendah (terlalu kering) akan memperlambat penguraian, sementara kadar air yang terlalu tinggi (terlalu basah) akan mengubah kondisi kompos menjadi anaerob, yang menyebabkan fermentasi anaerob yang menghasilkan bau tak sedap. Karena sampah organik segar memiliki kadar air yang sangat basah, campuran dengan tumpukan kompos kering akan mengubah keseimbangan kelembabannya. 

Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

9 comments

  1. Aku selama beberapa tahun terakhir ini sudah mengelola sampah organikku sendiri mbak
    Biasanya aku pakai metode felita dan keranjang takakura
    Lumayan mudah dan hasilnya bisa jadi pupuk untuk tanaman

    ReplyDelete
  2. Sebagai anak yang bapaknya dari kehutanan, aku tahu pasti kompos itu sangat penting untuk tanaman, daripada pupuk yang biasa kita beli. Kecuali untuk virus ya, ada beberapa jenis obat hama tanaman.

    Thankyou kak Naqiibah untuk artikelnya - aku juga sedang mencari cara untuk membuat kompos nih

    ReplyDelete
  3. di rumah biasanya mama beli pupuk kompos dari orang jual taneman dekat rumah. tapi ternyata kita bisa buat sendiri ya. btw kira2 berapa lama mbak bikin kompos sampai akhirnya bisa digunakan?

    ReplyDelete
  4. Penting banget sih untuk membuat kompos dari sampah organik , karena setiap hari pasti ada sampah organik yang dihasilkan di rumah tangga kita. dan kalau dibuat pupuk kompos otomatis kita bisa mengurangi sampah rumah dan menjadikannya sebagai barang yang lebih berharga untuk membuat tanaman lebih subur.

    ReplyDelete
  5. pas banget nih, kebetulan saya juga mulai belajar berkebun dan pengen mengolah kompos sendiri biar lebih hemat pupuknya. Soalnya sayang aja gitu kebun di rumah lumayan luas jadi pengen dimanfaatkan dengan baik.

    ReplyDelete
  6. Ka, saya pernah bikin kompos menggunakan sampah coklat dan sampah hijau. Nah, beberapa hari dibiarkan, pas diaduk malah nemu anak kelabang. Faktor apa ya ka yg menyebabkan kemunculan binatang kayak gitu, terus gimana cara mencegahnya? Jujur sejak itu saya jadi trauma nanem2 termasuk bikin kompos 🥴

    ReplyDelete
  7. Senang sekali bisa kelola sampah organik sendiri sehingga lebih bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan. Iyaya, kadang kalau ada perlakuan yang di luar prediksi bisa bikin aroma yang kurang sedap. Dari experience yang berulang, nanti lama-lama paham dan semakin lancar membuat pupuk kompos yang bagus.

    ReplyDelete
  8. Kalau aku beli wadah kompos yang dijual di toko online itu mbak yang karung gitu tapi asli lama banget komposnya jadi soalnya aku nggak nambahin tanah atau aktivator di dalam komposnya

    ReplyDelete
  9. Ilmu yang sangat bermanfaat niy mba untuk bantu selamatkan lingkungan, terutama bagi para ibu rumah tangga juga bisa mengolah sampah rumah tangga di rumah menjadi sampah yang ebrmanfaat pastinya dan tidak merusak lingkungan

    ReplyDelete

Post a Comment