Header Serambi Naqiibah

Kandungan dan Manfaat Kompos untuk Lingkungan

1 comment
Konten [Tampil]

Sebagaimana yang kita tahu bahwa kompos adalah produk dari proses penguraian bahan organik terutama sampah organik oleh mikroorganisme,  seperti bakteri dan cacing tanah, menjadi bahan organik yang kaya akan nutrisi. Salah satu penggunaan kompos ini sebagai pupuk. Penggunaan kompos telah dikenal luas karena berbagai manfaatnya bagi pertanian dan lingkungan.

Selain dimanfaatkan sebagai pupuk adakah manfaat lainnya dari kompos ini? Apa saja kandungan kompos ini hingga memiliki banyak manfaat? Yuk simak artikel kali ini ya.

Kandungan dan Manfaat Kompos

Kandungan Kompos

Kompos dapat dimanfaatkan dalam pertanian dan kegiatan kebun. Proses pembuatan kompos melibatkan dekomposisi atau penguraian bahan organik oleh mikroorganisme, menghasilkan pupuk organik yang kaya akan nutrisi bagi tanaman. Berikut adalah beberapa komponen utama dalam kandungan kompos yang membuatnya begitu bermanfaat:

1. Nitrogen (N)

Nitrogen adalah salah satu unsur penting dalam pertumbuhan tanaman karena merupakan komponen utama protein dan klorofil. Kompos kaya akan nitrogen, yang membantu dalam merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, meningkatkan warna daun, dan meningkatkan hasil panen.

2. Fosfor (P)

Fosfor merupakan unsur penting dalam pembentukan akar tanaman. Unsur Fosfor juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik. 

Kompos mengandung fosfor dalam bentuk organik dan anorganik yang dapat diserap oleh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan akar, dan pembuahan. Bersama dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan.

3. Kalium (K)

Kompos mengandung kalium, yang membantu tanaman mempertahankan keseimbangan air dan meningkatkan ketahanan terhadap stres, serta membantu mengatur tekanan osmotik dalam sel tanaman.

4. Unsur Mikro (Mikronutrien)

Kompos juga mengandung berbagai unsur mikro penting seperti kalsium, magnesium, sulfur, besi, mangan, dan tembaga. Unsur mikro, yang hanya diserap dalam jumlah kecil, sangat penting untuk keberhasilan proses dalam pertumbuhan tumbuhan. 

5. Humus

Dalam proses pengomposan, humus adalah hasil akhir dari dekomposisi bahan organik yang mengalami penguraian oleh mikroorganisme dalam tanah. Ini adalah salah satu komponen paling berharga dari kompos dan memiliki peran krusial dalam meningkatkan kesuburan tanah.

Humus berperan penting dalam meningkatkan struktur tanah. Ini membantu dalam pembentukan agregat tanah yang stabil, yang memperbaiki porositas tanah dan meningkatkan infiltrasi air serta drainase. 

Selain itu, humus memiliki kemampuan unik untuk menahan air dalam tanah. Ini membantu dalam mempertahankan kelembaban tanah, bahkan selama periode kekeringan, dan memungkinkan tanaman untuk tetap hidup dan berkembang dengan baik. Dengan demikian, humus membantu dalam mengurangi kebutuhan irigasi tambahan.

6. Karbon dan Serat

Karbon organik dalam kompos berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroorganisme tanah yang membantu dalam dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi karbon menghasilkan senyawa-senyawa organik kompleks yang diperlukan oleh tanaman.

Serat-serat organik juga mengandung nutrisi yang lambat terurai, yang memberikan nutrisi secara bertahap kepada tanaman selama periode yang lebih lama. 

Karbon dan serat juga memberikan habitat yang ideal bagi mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Mikroba ini membantu dalam proses dekomposisi bahan organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman, dan meningkatkan kualitas tanah secara keseluruhan.

7. Mikroorganisme

Mikroorganisme adalah komponen penting dalam proses pembentukan kompos dan memiliki peran yang krusial dalam menjaga kualitas dan kesuburan tanah. 

Mikroorganisme seperti bakteri, fungi, dan aktinomisetes bertanggung jawab atas dekomposisi bahan organik dalam kompos. Mereka memecah materi organik menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti humus, yang merupakan sumber nutrisi bagi tanaman.

Selain itu, mikroorganisme ini yang membantu dalam mengubah nutrisi dalam kompos menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Misalnya, beberapa bakteri tanah memiliki kemampuan untuk mengubah nitrogen di udara menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh tanaman, yang dikenal sebagai fiksasi nitrogen.

Itu semua adalah kandungan pada kompos. Untuk kadar atau kualitasnya bagaimana?

Indonesia sendiri telah memiliki standar kualitas kompos, yaitu SNI 19-7030-2004 dan Permentan No. 02/Pert/HK.060/2/2006. Di dalam standar ini termuat batas maksimum atau minimum sifat fisik atau kimiawi kompos. 

Standar kualitas kompos menurut SNI (2004) amtara lain: Kadar air (<50%), pH (6,8 - 7,49), kadar N (>0,4%), C(9,80 - 32%), P2O5 (>0,10%), K2O(>0,20%), C/N rasio (10-20), bahan organik (27-58%), Ca (<25,5%), Mg (<0,6%), Fe (<2%), Al (<2,2%), dan Mn (0,1%).

Manfaat Kompos bagi Kehidupan

Kompos memiliki beberapa manfaat terutama dalam bidang pertanian, antara lain:

1. Mengurangi Sampah Organik

Dengan membuat kompos dari sampah organik, kita dapat mengurangi volume total sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Ini berarti mengurangi tekanan pada fasilitas pembuangan akhir yang sudah terbatas dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah organik.

Selain itu, kita juga bisa memperkuat kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Dengan menerapkan pengomposan sebagai bagian dari gaya hidup kita, kita dapat menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi beban sampah organik dan menciptakan dunia yang lebih bersih dan lebih sehat bagi generasi mendatang.

2. Meningkatkan Kesuburan Tanah

Salah satu manfaat utama penggunaan kompos adalah kemampuannya dalam meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Dari beberapa kandungannya yang sudah disebutkan semuanya tadi dilepaskan secara perlahan ke dalam tanah, memberikan sumber nutrisi yang seimbang bagi pertumbuhan tanaman.

Kompos membantu dalam membentuk struktur tanah yang baik dengan meningkatkan agregasi tanah. Struktur tanah yang baik memungkinkan tanaman untuk mengakses air, oksigen, dan nutrisi dengan lebih baik.

3. Menciptakan Pupuk Alami

Kompos adalah sumber pupuk organik yang kaya akan nutrisi. Menggunakan kompos sebagai pupuk alami, kita tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang berpotensi berbahaya, tetapi juga mengembalikan nutrisi ke dalam tanah secara alami, yang membantu mempertahankan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.

Penggunaan kompos sebagai pupuk alami memiliki banyak manfaat yang signifikan, tidak hanya bagi tanaman tetapi juga bagi lingkungan.

4. Mencegah Erosi Tanah

Kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman dan membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah. Tanah yang berstruktur baik dan subur cenderung lebih tahan terhadap erosi. 

Dengan meningkatkan kesuburan tanah dengan kompos, risiko erosi tanah dapat dikurangi dan lapisan tanah yang subur dapat dipertahankan untuk pertumbuhan tanaman yang sehat.

5. Mengurangi Emisi Gas Metana

Penggunaan kompos adalah salah satu strategi yang efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim. 

Proses pembusukan limbah organik di tempat pembuangan akhir menghasilkan gas metana, yang merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida. Dengan membuat kompos dari sampah organik, kita mengurangi jumlah limbah yang membusuk dan, sebagai hasilnya, mengurangi emisi gas metana yang merusak lingkungan.

6. Meningkatkan Kualitas Tanaman

Kompos mengandung berbagai macam nutrisi yang penting bagi pertumbuhan tanaman, termasuk nitrogen, fosfor, kalium, serta unsur mikro seperti kalsium, magnesium, dan sulfur. Nutrisi ini diserap oleh tanaman secara bertahap seiring waktu, memastikan pasokan yang stabil dan seimbang bagi pertumbuhan yang optimal.

7. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan

Praktik pembuatan kompos ini tidak hanya menguntungkan lingkungan secara langsung, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran publik tentang lingkungan. Dengan mengamati dan mengikuti proses pengomposan, orang dapat belajar lebih banyak tentang siklus alami bahan organik dan bagaimana limbah mereka berdampak pada lingkungan.







Referensi:

- https://dtphp.luwuutarakab.go.id/berita/3/unsur-hara-makro-dan-mikro-yang-dibutuhkan-oleh-tanaman.html#:~:text=Kalium%20(K),daun%20seperti%20terbakardan%20akhirnya%20gugur. diakses tanggal 6 Februari 2024

- A.A. N. SUPADMA, I M. MEGA,  I M. DANA. 2016. KAJIAN KUALITAS BEBERAPA PUPUK KOMPOS PRODUKSI SIMANTRI DI DAERAH BALI SESUAI DENGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA TAHUN 2004 (SNI 19-7030-2004) 


Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

1 comment

  1. halo mba. mba udah bikin kompos kah? pakai metode apa?

    ReplyDelete

Post a Comment