Header Serambi Naqiibah

Prof. Quraish Shihab: Tendang Sesajen Bukan Perilaku Islami

Post a Comment
Konten [Tampil]

Beberapa waktu yang lalu, warganet digemparkan dengan video viral sesajen yang ditendang oleh seorang pria di lereng gunung Semeru. Video ini menjadi perbincangan yang tiada henti sampai sekarang.

Lalu sebagai seorang muslim, tindakan pria yang menendang sesajen apakah bisa dibenarkan? Dalam sesi Shihab & Shihab episode "Penghormatan bukan berarti Persetujuan", Prof. Quraish Shihab menjelaskan secara rinci.

Apa saja itu? Simak dulu yaaa.

Prof. Quraish Shihab: Tendang Sesajen Bukan Perilaku Islami

Kronologi Tendang Sesajen yang Sedang Viral di Media Sosial

Video yang viral dari seorang pria yang sebenarnya sedang menjadi relawan di lokasi erupsi Semeru. Dia sudah dua hari menjadi relawan di sana.

Nah, saat berjalan di sekitar lereng gunung Semeru, dia menemukan sesajen dan kemudian meminta temannya tersebut untuk mengabadikan aksinya tersebut.

Dengan mengatakan inilah yang memicu murka Allah, selanjutnya dengan meneriakkan takbir, sesajen ini langsung ditendang.

Shihab & Shihab

Nah, akhirnya mbak Najwa Shihab mengajak abinya untuk berbincang di sesi Shihab & Shihab episode "Penghormatan bukan berarti Persetujuan". 

Shihab & Shihab sendiri biasanya perbincangan antara mbak Nana dengan abinya yang membahas topik yang kerap kali ditanyakan warganet atau yang ramai di media sosial.

Respon Prof. Quraisy Shihab Mengenai Tendang Sesajen


Menurut Alquran setiap masyarakat ada hal yang dianggapnya baik. Nah hal baik ini jangan diganggu sesuai dengan isi QS. Al An'am:

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-An'am 108)

"Memaki saja ndak boleh, apalagi menendang" - Prof. Quraish Shihab

Jadi, memang begitulah  mestinya tidak usah ditendang. 

Penghormatan Bukan Berarti Setuju

Seperti yang kita ketahui, bahwa masyarakat suku Tengger yang berada di sekitar kaki Gunung Semeru mempunyai adat istiadat suka menaruh sesajen. Nah, hal ini hormati saja.

Banyak sekali ayat dalam Alquran pun sudah dijelaskan tentang ini selain yang sudah disebutkan, seperti pada Q.S. Al Baqarah: 139 yang berbunyi 

وَلَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْۚ 

Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu,

Pada tiap daerah memiliki adat, maka hormatilah.


Adat Menurut Islam

Lalu pada prinsipnya, apakah semua adat istiadat / kebiasaan diperbolehkan dalam islam?

Abi Quraish Shihab

1. Yang sesuai dengan nilai-nilai agama islam atau yang biasa disebut dengan makruf. 

2. Yang bertentangan, maka prinsipnya lanaa a'malunaa

3. Yang abu-abu. islam berusaha meluruskannya. Seperti yang dilakukan para sunan Walisongo mengislamkan adat istiadat.

Jangan terlalu kaku. - Prof. Quraish Shihab

3 Jenis Adat dalam Islam Menurut Prof. Quraish Shihab

Tendang Sesajen Tidak Sama dengan Aksi Nabi Ibrahim as dan Nabi Muhammad Saw. Menghancurkan Berhala

Selanjutnya ada yang menyamakan aksi tendang sesajen di lereng Semeru ini dengan aksi Nabi Ibrahim yang menghancurkan berhala. Alumnus Pesantren Darul Hadis Al-Faqihiyah Malang, Jawa Timur itu mengatakan hal ini salah paham alias keliru.

Setiap Nabi membaca dua macam ajaran. Ada prinsip dasar dan hukum syariat. Prinsip dasar yang dibawa semua nabi ini sama. Prinsip dasar ini meliputi ketuhanan, percaya kepada wahyu, percaya kepada hari akhir, percaya kepada kitab suci. 

Kemudian hukum syariat yang dibawa para Nabi ini berbeda-beda. Tidak semua syariat sesuai dengan kita umat Nabi Muhammad. Syariat yang dilakukan Nabi Ibrahim tidak harus kita teladani semua.

Nabi Muhammad tidak menghancurkan berhala. Buktinya, Nabi Muhammad dan para sahabat yang berkunjung ke negara/kota lain tidak serta merta menghancurkan berhala yang ada di negara/kota tsb. Kalaupun Nabi Muhammad menghancurkan berhala Lata-Uzza di Mekkah itu urusan lain.

Status kota Makkah merupakan tanah suci, yang oleh Allah dan rasulNya menetapkan bahwa tidak boleh dihuni kecuali orang yang beragama islam. Maka, sebagai simbol islam sudah masuk ke kota Makkah. Jangan analogikan karena Nabi Muhammad sudah menghancurkan berhala di Makkah, maka kita mengikuti sunnahnya dengan menghancurkan yang lain.

Analoginya setiap negara punya wewenang untuk mengatur dengan aturan visa. Begitu pula dengan kota Makkah. 

Tendang Sesajen Bukan Perilaku Islami

Tindakan yang dilakukan oleh pria yang menendang sesajen di kaki Gunung Semeru sama sekali tidak islami. Islam malah menyuruh untuk membiarkan. Dia diberi kebebasan 

Karena hal ini berbahaya dari perilaku tersebut akan ada aksi balas dendam dari yang lain, misalkan menghancurkan masjid, menendang Alquran. Kalau kita membolehkan aksi si A, maka membolehkan si B untuk melakukan hal yang sama.

Daripada kita saling bertengkar, mari kita saling menghormati. 

Dan di akhir sesi Habib Quraish Shihab ini mengingatkan kembali bahwa penghormatan itu bukan persetujuan.

Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

Post a Comment