Header Serambi Naqiibah

Hari Kusta Sedunia 2022: Mari Hapus Stigma Kusta

1 comment
Konten [Tampil]

Bertepatan dengan hari Kusta Sedunia yang jatuh pada tanggal 25 Januari lalu, KBR dan NLR Indonesia mengadakan sebuah talkshow. Talkshow yang juga seirama dengan tema peringatan hari Kusta sedunia, "Mari Hapus Stigma Kusta".

Talkshow kali ini mengundang dr Astri Ferdiana, technical advisor NLR Indonesia. Selain dari NLR Indonesia, talkshow ini pun mengundang Al Qadri, orang yang pernah mengalami Kusta (OYPMK) dan juga wakil ketua Perhimpunan Mandiri Kusta Nasional.

Talkshow yang berlangsung selama 60 menit ini membahas tentang kusta dari kacamata medis serta stigma masyarakat yang masih menghantui para penyandang kusta. Saya sendiri tahu info talkshow ini dari 1minggu1cerita. Nah, apa saja keseruan talkshow kali ini?

Hari Kusta Sedunia 2022 Mari Hapus Stigma Kusta

Stigma Negatif pada Penyintas Kusta

Penyakit Kusta seperti yang dituturkan dr. Astri Ferdiana memiliki ciri-ciri utama penyakit kusta adalah munculnya bercak pada kulit yang mati rasa. Bisa bercak merah atau putih, mirip seperti panu atau penyakit kulit lainnya. 

Bedanya, kusta menimbulkan efek mati rasa pada kulit. Tidak seperti penyakit kulit lain yang menimbulkan sensasi gatal, sakit, perih atau nyeri, maupun bersisik jika digaruk. Nah, mati rasa ini yang membuat para penyandang kusta ini tidak sadar bahkan sudah telanjur parah.

Tutur dr Astri Ferdiana tentang kusta

Tantangan Upaya Pemberantasan Kusta

Saat ini angka penderita penyakit Kusta di Indonesia dalam 10 tahun terakhir cenderung stagnan, yaitu di angka 16.000-18.000 kasus. Angka ini membuat Indonesia menempati urutan ke 3 terbanyak dunia setelah India dan Brazil.

Meski menurut data di tahun 2020 Indonesia berhasil menekan laju pertumbuhan penyakit Kusta, Namun masih ada 6 provinsi yang belum berhasil menekan laju kasus Kusta di bawah 1 per 1000 kasus. Angka ini cukup baik bila melihat progress eliminasi penyakit Kusta itu sendiri.

Kisah Al Qadri

Stigma negatif kepada orang dengan penyakit kusta ini masih mengakar di negeri ini. Terbukti dengan kisah yang dialami pak Al Qadri sendiri. Betapa diskriminasi yang dirasakan beliau sangat menyakitkan.

Saat itu pak Al Qadri masih berusia enam tahun dan memiliki gejala penyakit kusta. Kepala sekolah meminta orang tua Qodri untuk tidak memasukkan Qodri ke sekolah. Akan tetapi, alasan yang diberikan bukan karena kusta, melainkan Qodri belum cukup umur untuk masuk SD.

Bahkan, bukan hanya itu, masyarakat sekitar bahkan keluarga pun memandang aib bagi Al Qadri dan keluarganya.

Stigma dapat Berdampak pada Orang Penyandang Kusta

Al Qadri menyampaikan bahwa sampai sekarang stigma kuno dan negatif terhadap kusta masih ada. Bahkan menurutnya masalah utama penanganan kusta saat ini adalah stigma yang muncul di masyarakat.

"Sebenarnya sakit kustanya tidak seberapa, tapi sakit diskriminasinya itu sangat sangat terasa karena pembatasan pergaulan. Tidak hanya dia, namun keluarga juga", ujar Al Qodri.

Satu hal yang perlu dilakukan bersama-sama adalah menyadari hak yang dimiliki seseorang penyandang Kusta adalah sama dengan manusia lainnya. 

Kusta adalah penyakit yang bisa disembuhkan secara total dengan pengobatan yang tepat dan konsisten. Orang tidak perlu takut lagi akan mengalami kebutaan atau tangan dan kaki buntung karena kusta. 

Namun, tidak seperti dulu, pencegahan disabilitas karena Kusta kini bisa dilakukan bila diketahui lebih dini. Nah, masalahnya adalah stigma dan pemahaman masyarakat yang keliru membuat para penyandang kusta tidak mau periksa maupun berobat lebih dahulu.

Pada OYPMK, mereka dapat stigma dan cap negatif di masyarakat, secara tidak langsung dia akan mencap dirinya negatif sehingga tak bisa maju.

"Para penyandang kusta mempunyai hak-hak yang sama dengan orang lain pada umumnya sebagai sesama manusia." (dr. Astri Ferdiana, Technical Advisor NLR Indonesia) 

NLR

NLR adalah satu-satunya organisasi yang bekerja untuk eliminasi kusta. Tentunya NLR bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan dan organisasi seperti organisasi Permata, tempat pak Al Qodri aktif menebar manfaat di sana.

Kegiatan NLR sendiri arahnya ke peningkatan kesadaran dan pengetahuan nakes, stake holder, tokoh masyarakat untuk menyadari dan memahami apa itu penyakit kusta 

  1. Kampanye peningkatan kesadaran
  2. Pelatihan
  3. Kampanye media massa, talkshow
  4. mentarget berbagai kelompok masyarakat
  5. melakukan advokasi ke pimpinan daerah untuk memperhatikan kusta

Segala program yang dilakukan NLR Indonesia tak lain dan tak bukan adalah demi mewujudkan Indonesia sehat dan bebas Kusta. Salam sehat!




Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

1 comment

  1. Semoga penyakit kusta atau leprae ini segera menghilang dari Indonesia. Dengan adanya talkshow edukasi begini, benar-benar sangat beruna untuk edukasi masyarakat hingga ke lapisan terbawah.

    Kau pun jika tidak mengikuti talkshow dari KBR ini minim banget pengetahuan tentang kusta. Bersyukur bisa dapat info ini mbak.

    ReplyDelete

Post a Comment