Header Serambi Naqiibah

Jangan Pernah Lupakan Sayyidah Hajar Puisi Badriyah Fayumi

Post a Comment
Konten [Tampil]

Dalam momen Iduladha tahun 1441 H lalu, Nyai Hj. Badriyah Fayumi menulis sebuah puisi tentang sosok penting dalam Iduladha, Sayyidah Hajar. Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc., MA adalah Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur'an wal Hadis, Bekasi Jawa Barat Indonesia, salah satu inisiator Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI).

Jangan Pernah Lupakan Sayyidah Hajar

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar
Saat mengenang peristiwa qurban 
Saat mengambil pelajaran dan hikmah Idul Adha 
Saat menapak tilas ritual haji 
Saat menyebut Ibrahim dan Ismail Alaihimas Salam

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar
karena sejarah Mekkah yang mendunia sampai sekarang
dengan air mukjizat bernama zamzam
bermula dari keyakinan, harapan dan kerja kerasnya yang amat sangat mengagumkan

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar
karena keyakinannya akan janji Tuhan 
yang menjamin kehidupan 
adalah keyakinan yang tak tergoyahkan 
hingga mampu mengalahkan rasa sepi , takut, marah dan tersiasiakan
lantaran ditinggalkan di lembah tandus tanpa pepohonan, 
air dan kerumunan orang 
hanya berdua dengan bayinya yang masih dalam gendongan 

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar
karena perasaan halusnya kepada sesama perempuan 
membuatnya rela pergi menjauh 
demi menjaga perasaan Sarah yang mulia dan dihormatinya tak runtuh , 
dan perkawinannya dengan ibrahim tetap utuh 

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar
karena ia telah membuktikan salahnya stigma
bahwa perempuan itu penggoda dan mudah tergoda 
Sayyidah Hajar sebaliknya
Ia sangat digdaya
Menghadapi rayuan maut setan yang tak henti menggoda 
agar tak menyerahkan anak semata wayang yang dikasihinya
yang telah dengan susah payah dibesarkannya
Sayyidah Hajar yang digdaya
tak mempan godaan setan 
yang memanfaatkan naluri keibuan
untuk menolak perintah Tuhan 
yang tak bisa dimengerti oleh nalar kebanyakan :
mengorbankan putra tersayang 

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar
karena pengorbanannya yang tak terperi
diabadikan dalam wajib haji 
yang paling mengharuskan mawas diri : 
Melempar tiga jumrah beberapa hari 

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar
karena ia telah menjadi simbol 
adanya kesetaraan ras dan kedudukan sosial
Sayyidah Hajar yang mulanya sahaya 
telah menjadi inspirasi abadi bagi dunia 
lantaran kekuatan imannya, kedahsyatan lakon hidupnya, keluarbiasaan karakternya, 
bukan karena keturunannya dan kebangsawanannya 

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar
karena tanpa keikhlasan, kepasrahan, keberanian dan kesabarannya
Ibrahim takkan sempurna menjalankan perintah Tuhannya 
karena tanpa pengorbanan, kasih sayang dan pendidikan rabbaniyahnya
Ismail kecil mungkin tak menjadi anak yang berbudi dan berbakti tiada tara
di usia yang masih belia 

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar
karena Mekkah yang berkah 
Zamzam yang terus melimpah 
Sa’i dan lempar jumrah
sampai kelahiran Muhammad Rasulullah 
adalah tak lepas dari keberadaannya

Maka,
Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar
karena melupakannya 
adalah melupakan peran ketuhanan dan kemanusiaan perempuan 
karena melupakan 
adalah melupakan separuh peradaban 

Tafakkur Perempuan 
Badriyah Fayumi 

Mahasina, Pondok Gede

Idul Adha 1441 H

Never Forget Sayyidah Hajar by Badriyah Fayumi

Never forget Sayyidah Hajar!
When you recall the meaning of this holy sacrifice,
When you recall the teachings and the wisdom from Eid al Adha,
When you retrace the ritual of pilgrimage,
When you recall Ibrahim and Ismail alaihimassalam.

Never forget Sayyidah Hajar!
Because the history of Mecca 
that runs throughout the whole world, 
with the zam zam water, 
the water of all miracles,
is rooted in HER faith, hope, and dedication
Never forget Sayyidah Hajar!

Because her faith in God’s promises 
that kept her in life,
is a proof of her unwavering faith.
Which abled her to beat loneliness, fear, anger, and perdition.
as she was left alone in an empty valley, 
without any single tree, water and human soul, 
Left alone, 
with only her baby that she held tighty in her arms.
Never forget Sayyidah Hajar!

Because her respectful sentiments towards other women led her to leave. 
She left for the sake of caring and respecting Sarah 
And for protecting her marriage with Ibrahim, 

Never forget Sayyidah Hajar!
Because her story has proven wrong of the stigma 
towards women that are seen as seducers and easily seduced. 
Sayyidah Hajar, proved the contrary,
She stood out, 
firmly facing the vicious seduction of the Devil. 
She went through hell to raise her beloved son, and she stood out when not giving up on him.

The vigorous Sayyidah Hajar
who resisted the Devil’s temptations,
that tried manipulating her motherly feelings to disobey God’s commandments. 
Indeed, sacrifying her beloved son for God, can’t be understood by common reasoning… 

Never forget Sayyidah Hajar!
Because of the great sacrifice that she decided to make,
A sacrifice that is still commemorated during the pilgrimage,
When the three Jamrah are symbolically thrown away 

Never forget Sayyidah Hajar, 
Because she has become the symbol of the struggle for racial and social equality,
Sayyidah Hajar, 
who used to be an ordinary, but now a lasting inspiration for the world, 
because of her strong faith, her breathtaking life story, her powerful personality, 
not because of her ancestry or heredity 
Never forget Sayyidah Hajar!

Because without her sincerity, her faith in God, her courage, and her patience, 
Ibrahim couldn’t have carried Lord’s commandments, 
Because without her sacrifices, her love, and the religious teachings she transmitted, 
Because without her, Ismail wouldn’t have turned into a virtuous and devoted child 

Never forget Sayyidah Hajar!
Because the blessed mecca Mecca 
Zamzam that continues to overflow,
Sa’ I and the stoning of the Devil, 
Up to the birth of Muhammad Rasulullah 
are because of her existence.

So,
Never forget Sayyidah Hajar!
Because forgetting her means forgetting the divine and the humanity of women, 
Because forgetting her, 
means forgetting half of the humanity,

Reflection of Women 
Badriyah Fayumi....

(Recited by Rahma Arifa)
(Translated by Samia Kotele)

Mahasina, Pondok Gede, Idul Adha 1441 H 

( Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc, MA, director of Darul Qu’ran Islamic Boarding school, Bekasi, West Java Indonesia, and one of the initiator of the Indonesian Women’s Ulema Congress, KUPI)

Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

Post a Comment