Header Serambi Naqiibah

Seri Ngaji Kitab Risalatul Muawanah: Amar Ma'ruf Nahi Munkar

1 comment
Konten [Tampil]

Halo, Gais! Kembali lagi dengan catatan ngaji Risalatul Muawanah ya. Kalau yang kemarin tentang  warning terhadap syubhat, kali ini kita membahas pasal amar ma'ruf nahi munkar. Seperti yang kita ketahui bersama, amar ma'ruf nahi munkar ini merupakan sebuah perintah berbuat kebaikan dan melarang keburukan. Nah ternyata ada beberapa hal yang perlu diketahui lebih lanjut sebagai umat islam. Simak catatan hasil ngaji kitab Risalatul Muawanah kali ini ya Gais.

Seri Ngaji Kitab Risalatul Muawanah: Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Menjadi Kebiasaan

Sesungguhnya karakter amar maruf nahi munkar ini merupakan sumbu atau pusat agama. Artinya bila tidak melakukan amar maruf nahi munkar, ya tidak ada agama ini. Karena agama ini dasarnya berangkat dari amar maruf nahi munkar.

Esensi agama juga mengajak berbuat baik. Rasulullah dari awal juga perintah berbuat baik dan mencegak kemunkaran. Yang problem itu kan cara ngajaknya bagaimana dan siapa yang diajak?

Seri Ngaji Kitab Risalatul Muawanah: Amar Maruf Nahi Munkar

Itulah, amar ma'ruf nahi munkar adalah karakter seorang muslim dan jadikan kebiasaan sehari-hari. Memang yang diperintah dan yang dilarang Allah adalah sifat universal. Sehingga semua manusia pasti akan paham dan akan menyetujuinya. 

Hanya saja tidak semua itu pasti diketahui secara natural oleh manusia. Oleh karena itu pelu disempurnakan lagi dengan agama. Liutammima makarimal akhlaq, untuk menyempurnakan akhlakul karimah.

Secara universal, orang itu akan tertata oleh diirinya sendiri. Oleh karena itu orang-orang yang ada di negara mayoritas nonmuslim yang mau merenungkan, mau membaca jati dirinya. 

 Saya menemukan islam, tapi tidak menemukan muslim.

 Banyak istilah tersebut ditemukan di Amerika, Jepang, negara lainnya. Karena yang diamalkan mereka adalah karakter-karakter yang diperintah Allah, tapi mereka tidak mengenal ajaran islam. Mereka berangkat dari hati nurani yang normal.

Contoh yang disempurnakan adalah kita saat ini yang masih mendorong lebih banyak lagi interaksi dengan sesama manusia, akhirnya terlupa dengan interaksi dengan Allah. Oleh karena itulah, banyak ilmuwan yang akhirnya sudah belajar tinggi sekali tapi ujungnya tidak percaya kepada Allah. Sehingga kita perlu banyak menyampaikan hal-hal tentang ketuhanan kepada sesama. 

Alquran juga menjelaskan setiap orang punya tanggung jawab pribadi amar maruf nahi munkar, dan ada peringatan untuk hati-hati jangan sampai cuek terhadap amar maruf nahi munkar ini.

Hendaklah kalian menjadi umat (golongan, dalam hal ini kalau bisa ya tim, jangan sendirian) mengajak orang untuk khoir dan memerintahkan maruf serta melarang kemunkaran. Mereka itu orang yang sukses. (QS 3:104.)

Menjadi Kebiasaan 

Karakteristik Mukmin

Allah sungguh-sungguh telah mensifati seorang mukmin. dalam berbagai ayat, karakter sorang mukmin itu peduli dengan lingkungannya. Kalau ngaku mukmin tapi tidak peduli, ya bukan mukmin.

Karakteristik Mukmin

Pernah kita dengar ada orang sakti sekali di kamar puluhan tahun ndak pernah keluar kamar, keramat. Sebentar, dia ndak pernah keluar itu maksudnya tidak pernah berdakwah gitu ta?

Justru yang harus ditanyakan itu, Peranmu bagaimana? Di samping mengerjakan shalat dan menunaikan zakat. Perintah ini juga bagian perintah dari mukmin.

Allah melaknat orang-orang yang kafir dari bani Israil atas lisannya nabi Daud dan Isa bin maryam. karena bermaksiat. orang-orang pintarnya tidak mau berbuat nahi munkar. sehingga kemunkaran menjadi restu. (QS 5:78-79)

Zaman sekarang saja, kita sering dengar banyak negara yang hancur karena hoax, setiap hoax yang mampir ke grup keluarga, kerjaan tidak ada yang menjelaskan/counter. Sehingga yang terjadi adalah pemahaman massal yang dianggap benar, post truth.

Post Truth, kebenaran semu, kebohongan yang diberitakan dengan diulang-ulang sehingga dianggap benar dan dipercaya oleh masayarakat. Nah yang demikian banyak yang terjadi sehingga merusak ekosistem. Hal ini disebabkan banyak yang diam, berbuat nahi munkar.

Di sinilah butuh dengan ketegasan penegak hukum. Kalau tidak bertindak secara tegas yang terjadi pada masyarakat yang ribut satu sama lain. 

Atau mungkin dia diam atau tidak tegas disebabkan dia termasuk bagian kemunkaran. Sehingga dia tidak berani melarang dengan tegas. Oleh karena itu pegawai pemerintah sangat dilarang menerima hadiah atau suap. Karena dia harus menegakkan aturan. Begitu dia menerima hadiah, akan ada perubahan keberpihakannya. Meskipun hadiah sekecil apapun usahakan untuk tidak ikut-ikutan menerima hadiah.

Rasulullah pernah melarang, ada seseroang yang ditugaskan Rasulullah diberi hadiah, dan dilarang oleh Rasulullah. Nah, sudah tampak jelas kejadian serupa banyak terjadi di tanah air juga kan. Sehingga banayak penegak hukum yang tidak bisa bertindak secara adil karena dia ada tendensi keberpihakan.

Nah, fa'aluu ini lebih dari itu. Dia ikut ambil bagian dalam kemunkaran tersebut.

Seperti halnya saat bantuan sosial dikirim ke daerah, dan ternyata dikorupsi. Akan tetapi penegak hukum mensupport yang korupsi. Akhirnya penegak hukum yang harusnya tegas, dia tidak tegas, karena termasuk bagian kemunkaran tadi.

Labi'sa maa kaanuu ya'malun. orang-orang yang berbuat seperti itu buruk sekali. Kita sebagai orang yang beriman dalam memegang amanat dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimasalahkan Tuhan kelak di akhirat bukan seberapa tinggi tingkatanmu, melainkan seberapa konsisten kamu menegakkan amal maruf nahi mungkar ini. Kalau tidak, seperti pada AlQuran, Allah akan melaknat dan menghukum di neraka. Naudzubillah min dzalik.

Contoh lain, mungkin dia hanya pejabat di tingkat desa, tapi warganya banyak yang terlantar, sehingga muncul keributan. Hal ini juga berarti dia melakukan kemunkaran. Shadaqahnya pejabat itu kemampuan membuat kebijakan. Jika dia tidak melakukan apa-apa, tidak membuat keputusan, ya dia berbuat munkar. Dia diam saja, maka dia membiarkan kemunkaran. Padahal pemimpin kan harus nahi munkar.

Yang gawat lagi dengan amar munkar. Ada tokoh yang miliki kepentingan lain dalam dirinya, malah berbuat amar munkar. Melakukan adu domba dengan yang lain. Dan ini juga yang banyak terjadi sekarang.

Lalu nahi ma'ruf, seperti ketika ada orang klarifikasi malah dicerca dengan sok tahu lah. Nah orang-orang seperti ini banyak ditemukan di negeri ini.

Dan takutlah kalian dengan fitnah/musibah yang tidak hanya ditimpakan kepada orang dholim saja (QS 8:25)

Ayat ini sangat menakutkan. Dan takutlah kalian dengan fitnah/musibah. Fitnah disini sering disalah artikan, bukan berita buruk yang dibelokkan. Fitnah adalah sebuah cobaan, musibah. Bukan seperti yang sering dikatakan kamu jangan memfitnah saya.

Dan takutlah kalian dengan fitnah/musibah yang tidak hanya ditimpakan kepada orang dholim saja, tapi yang tidak dholim pun terkena juga. Bisa jadi, karena yang tidak dholim diam saja saat si dholim berbuat kedholiman. Mungkin, fitnah yang berupa kerusuhan. Yang dholim maupun tidak pun tertimpa. Bisa juga dalam bentuk krisis, semua terkena dampak musibah tersebut.

Reaksi Rasulullah

Lalu bagaimana komentar Rasulullah?

Seri Ngaji Kitab Risalatul Muawanah: Amar Ma'ruf Nahi Munkar

1. Perintah untuk amar maruf nahi munkar sesuai kompetensi 

Rasulullah bersabda, "Kalau melihat kemungkaran, ubah dengan tanganmu. Kalau tidak bisa, maka ubah dengan lisan. Kalau tidak bisa juga, maka dengan hati saja. Dan yang demikian ini merupakan selemah-lemahnya iman."

Kalau melihat kemungkaran, ubah dengan tanganmu, artinya memiliki otoritas. Ini berlaku hanya untuk pemegang kekuasaan.

Kalau tidak bisa karena tidak punya otoritas maka ubah dengan lisan, bisa dengan lisan suara atau dengan tulisan atau dengan bahasa apa pun, bahasa tubuh sekalipun.

Kalau tidak bisa juga, maka dengan hati saja. Di dalam hati menunjukkan ketidaksetujuan dan gerak-geriknya juga tidak mendukung. Dan yang demikian ini merupakan selemah-lemahnya iman.

Setiap orang memiliki kompetensi yang berbeda dan itu memang sudah diberikan oleh Allah. Saat dia melaksanakan amar maruf nahi munkar itu sesuai kompetensinya, maka dia berbuat sesuai perintah Allah.

Kalau tidak jadi unsur pemerintah, namun reaksi amar maruf nahi mungkar ini dengan tangan kekuasaan ini sangat bahaya. Bisa menghakimi massa, dan ini tidak termasuk amar ma'ruf nahi munkar. Sebisa mungkin harus diserahkan kepada pihak berwajib. karena merekalah yang bisa menegakkan dengan otoritasnya itu.

Oleh karena itu, disini kita tidak menilai orang lain, tapi menilai diri sendiri. Kita wajib tahu posisi kita ada di mana. Kalau di pihak pemegang kekuasaan, silakan berlakukan sesuai aturan undang-undang yang berlaku. Tinggal ditegakkan aturannya. Setiap negara sudah memiliki aturan masing-masing untuk setiap kemunkaran.

Misalkan pada perilaku korupsi. Maka ancaman yang masih dipikir orang-orang yang hendak korupsi adalah berlakunya kualat. Kualat bisa pada diri sendiri atau keluarga bahkan keturunan ke-sekian. 

Harta yang didapat dari hal yang haram itu tidak bisa dipakai jalur ibadah. 

Hal ini juga berarti mengajak keluarganya tidak bisa beribadah. 

Selain itu yang dimakan dari haram pasti dihajar di api neraka karena ada daging yang tumbuh dari hal yang haram. Ada lagi akhirnya keluarganya nanti akan tumbuh menjadi orang-orang yang durhaka. Karena kebiasaan melanggar perintah Allah ini akan menjadi tabiat. Ya ini yang repot karena sense seseorang menyesuaikan .

Perbuatan korupsi awalnya dari kecil-kecilan itu dirasakan dari hatinya, otaknya dirasa tidak apa-apa. Sedikit-sedikit nanti akan merasa tidak apa-apa saat melakukan kemunkaran yang lebih besar. Itulah sebabnya, segera hentikan. 

2. Ancaman Rasulullah berupa azab yang diturunkan

Rasulullah bersabda,"Kalian itu harus (jangan cuek) kasih tahu yang baik itu seperti apa. dan kalian harus melarang yang munkar sesuai kompetensi tadi. Kalau tidak, kalian akan ditimpa adzab oleh Allah. Salah satu azab negara jadi rusak itu karena banyak pelaku kejahatan yang dibiarkan melakukan kejahatan."

Yang pada akhirnya mereka berdoa tapi tidak dikabulkan, ada pembatal sebuah doa, yakni juga diamnya dirimu dalam perbuatan kemunkaran. Memang dalam alquran Allah berfirman Mintalah kepadaKu, Aku nanti akan kabulkan. Tapi yang perlu kita perhatikan kembali ada penghalang dari mustajabnya sebuah doa.

3. Ancaman Rasulullah yang lain, tidak diakui sebagai umatnya.

Rasulullah pun bersabda, "Bukan termasuk golongan Kami orang yang tidak sayang kepada anak yang lebih muda, dan tidak menghormati kepada yang lebih tua dan tidak mau beramar marf dan tidak mau bernahi munkar."

Betapa ruginya nanti saat di akhirat kelak, kita mau baris di barisan Rasulullah tapi diakui sebagai umat Rasulullah. Naudzubillah min dzalik.

Reaksi Rasulullah

Nah, segitu dulu seri ngaji kitab Risalatul Muawanah tentang amar ma'ruf nahi munkar ya Gais. Insyaallah aku lanjutkan lagi nanti. Tunggu ya. Stay safe and healthy, Guys:)

Naqiibatin Nadliriyah
Halo! Saya Naqi. Pembaca buku yang menulis beberapa topik di Serambi Naqiibah. Diantaranya tentang ulasan buku maupun film, tips, fiksi, finansial, dan review produk teman :)

Related Posts

1 comment

  1. MasyaAllah, mb. bermanfaat dan meninggatkan seklai sharingnya. terima kasih ya :)

    ReplyDelete

Post a Comment