Konten [Tampil]
Di sebuah peternakan burung lovebird, anakan burung lovebird yang masih usia 2-4 bulan dikumpulkan dalam 1 kandang. Tiap pagi mereka selalu dijemur sementara tempat kotorannya dibersihkan. Setiap mereka dijemur, Jaja, burung gereja dan Lalang, burung kutilang yang terbang bebas mendekat ke kandang mereka. Jaja dan Lalang bersahabat baik dengan Vio, anakan burung lovebird berwarna biru keunguan.
Sore itu Vio sedang termenung. Jojo, burung lovebird berwarna hijau kekuningan mendekati Vio. "Ada apa Vio? Kamu terlihat murung sore ini," kata Jojo membuyarkan lamunan Vio. "Aku sedang bosan berada di kandang ini, Jo. Aku ingin terbang bebas seperti Jaja dan Lalang. Mereka bisa menjelajah alam, menatap langsung indahnya dunia," jawab Vio sambil berbisik. Takut didengar sama burung lovebird lainnya. "Aku pernah merasakan hal yang sama, Vio. Tapi, ah. Nanti kamu pasti tahu sendiri bagaimana baiknya untuk kita. Sekarang kita makan dulu yuk, Vio!" Jojo meninggalkan Vio yang masih menatap langit senja.
Esoknya, Jaja mendatangi kandang Vio sambil terengah-engah. "Ada apa, Ja? Kok baru datang dan terburu-buru. Lalang mana? Ini minum dulu" tanya Vio heran tingkah laku Jaja.
"Aku tadi menunggu Lalang seperti biasa di kampung Titi, pohon Jati. Tapi hampir satu jam aku menunggunya, dia tak tampak batang hidungnya. Sampai aku mendengar suara tembakan sayup-sayup di kampung Titi tadi, Vio. Aku pun lari ketakutan" tutur Jaja, "Lalu di tengah perjalanan kesini, aku bertemu Biung, saudaranya Lalang, tergolek lemah sayapnya terserempet peluru. Lalang sekeluarga terkena tembakan. Aku takut, Vio. Beruntung kamu berada disini, tidak akan pernah kekurangan makan dan aman." tandas Jaja panjang lebar dan masih terengah-engah.
Vio termangu mendengar pengalaman mengerikan Jaja dan berduka atas yang dialami Lalang. Benar kata Jojo, dia harus bersyukur atas apa saja yang dilimpahkan kepada dirinya.
Sore itu Vio sedang termenung. Jojo, burung lovebird berwarna hijau kekuningan mendekati Vio. "Ada apa Vio? Kamu terlihat murung sore ini," kata Jojo membuyarkan lamunan Vio. "Aku sedang bosan berada di kandang ini, Jo. Aku ingin terbang bebas seperti Jaja dan Lalang. Mereka bisa menjelajah alam, menatap langsung indahnya dunia," jawab Vio sambil berbisik. Takut didengar sama burung lovebird lainnya. "Aku pernah merasakan hal yang sama, Vio. Tapi, ah. Nanti kamu pasti tahu sendiri bagaimana baiknya untuk kita. Sekarang kita makan dulu yuk, Vio!" Jojo meninggalkan Vio yang masih menatap langit senja.
Esoknya, Jaja mendatangi kandang Vio sambil terengah-engah. "Ada apa, Ja? Kok baru datang dan terburu-buru. Lalang mana? Ini minum dulu" tanya Vio heran tingkah laku Jaja.
"Aku tadi menunggu Lalang seperti biasa di kampung Titi, pohon Jati. Tapi hampir satu jam aku menunggunya, dia tak tampak batang hidungnya. Sampai aku mendengar suara tembakan sayup-sayup di kampung Titi tadi, Vio. Aku pun lari ketakutan" tutur Jaja, "Lalu di tengah perjalanan kesini, aku bertemu Biung, saudaranya Lalang, tergolek lemah sayapnya terserempet peluru. Lalang sekeluarga terkena tembakan. Aku takut, Vio. Beruntung kamu berada disini, tidak akan pernah kekurangan makan dan aman." tandas Jaja panjang lebar dan masih terengah-engah.
Vio termangu mendengar pengalaman mengerikan Jaja dan berduka atas yang dialami Lalang. Benar kata Jojo, dia harus bersyukur atas apa saja yang dilimpahkan kepada dirinya.
Lamongan, 10 April 2019
Post a Comment
Post a Comment