Di balik bentangan hijau kabupaten Lamongan, tumbuh cerita tentang harapan yang tak pernah padam. Desa Laren yang dulu hening dan bersahaja, kini berdenyut dengan semangat baru. Dari tanah yang sederhana, warga menanam bukan hanya pisang Cavendish, tapi juga mimpi tentang kemandirian dan kesejahteraan. Perlahan, kebun-kebun kecil itu menjelma jadi sumber kehidupan yang membawa nama desa mereka melangkah lebih jauh.
Dengan dukungan Desa Sejahtera Astra, masyarakat Desa Laren membuktikan bahwa potensi lokal mampu menjadi kekuatan nyata. Pisang Cavendish bukan lagi sekadar buah tropis, melainkan simbol ketekunan, kebersamaan, dan mimpi yang tumbuh dari akar desa.
Langkah sederhana menanam pohon pisang kini menjadi gerakan bersama yang membuka jalan menuju kesejahteraan. Desa Laren berdiri sebagai bukti bahwa perubahan besar bisa lahir dari desa kecil yang percaya pada mimpinya.
Menanam Harapan dari Lahan Desa
Beberapa tahun lalu, lahan pertanian di Desa Laren didominasi oleh tanaman musiman seperti padi dan jagung. Hasilnya tak selalu menentu, apalagi saat musim kemarau panjang datang. Namun, sekelompok anak muda desa mulai berpikir berbeda. Mereka ingin menghadirkan komoditas yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga berkelanjutan.
Mereka tertarik dengan potensi pisang Cavendish, varietas unggulan yang banyak diekspor dan bernilai ekonomi tinggi. Melalui bimbingan program Astra dalam inisiatif Desa Sejahtera Astra, kelompok petani muda ini mulai belajar teknik budidaya pisang modern: mulai dari pemilihan bibit, perawatan, hingga pascapanen.
Teknologi Ripening: Inovasi dari Desa
Salah satu terobosan penting di Desa Laren adalah penerapan teknologi ripening, atau proses pematangan pisang secara terkontrol. Biasanya, petani hanya mengandalkan pematangan alami yang butuh waktu lama dan hasilnya tidak seragam. Namun dengan teknologi ini, pisang bisa matang lebih cepat, rasanya manis merata, dan tampilannya seragam—sesuai standar pasar modern.
Dalam proses pematangan atau ripening, digunakan sebuah mesin khusus sebagai ruang pematang pisang. Mesin ini dilengkapi pengatur suhu dan kelembapan yang terukur sehingga pisang bisa matang merata dan mencapai kualitas terbaik. Teknologi rekayasa ini memungkinkan suhu udara dikendalikan secara presisi agar hasil panen sesuai dengan standar yang ditargetkan.
Upaya inilah yang dijalankan oleh organisasi Muhammadiyah bersama Astra International melalui Astra Foundation. Kolaborasi ini bertujuan mendorong peningkatan mutu produksi pisang Cavendish di Lamongan dengan dukungan teknologi modern yang handal.
Dengan adanya mesin ripening hasil kolaborasi antara Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Astra Foundation, Nurul Yamin menaruh harapan besar agar teknologi ini dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi 48 petani pisang Cavendish Jatam yang tersebar di enam kecamatan, dengan total lahan mencapai 10 hektare, termasuk desa Laren ini.
Sebagai gambaran, pada satu hektar lahan dapat menampung sekitar 2.000 pohon pisang.
Tanaman pisang Cavendish biasanya mulai berbuah pada usia 9–10 bulan, dengan tingkat kematangan sekitar 70% saat siap panen. Setiap tandan mampu menghasilkan 15–20 kilogram pisang Grade A. Dalam kondisi mentah, harga jual pisang mencapai sekitar Rp4.000 per kilogram, sehingga satu tandan bernilai kurang lebih Rp60.000.
Namun, jika pisang tersebut dimatangkan menggunakan teknologi ripening, harga jualnya bisa meningkat dua kali lipat menjadi Rp8.000 per kilogram, atau sekitar Rp120.000 per tandan.
Dengan demikian, penerapan teknologi ripening terbukti mampu meningkatkan nilai ekonomi pisang hingga 100% dibandingkan dengan penjualan dalam kondisi mentah. Inovasi sederhana namun tepat guna ini menjadi bukti bahwa teknologi dapat menjadi kunci pemberdayaan ekonomi petani di tingkat desa.
"Saya yakin Lamongan akan menjadi daerah penghasil produk pisang ekspor bidang pertanian," ungkap Nurul Yamin, ketua MPM PP Muhammadiyah di Lamongan.
Perjalanan dan Tantangan
Di balik hamparan kebun pisang Cavendish yang hijau dan rapi, tersimpan kisah tentang harapan yang tumbuh bersama tanah Desa Laren. Dulu, lahan di desa ini banyak yang terbengkalai, hasil panen tak menentu, dan anak muda lebih memilih mencari pekerjaan di kota. Namun, melalui program Desa Sejahtera Astra, segalanya perlahan berubah.
Sebelum mesin ripening hadir, para petani masih menghadapi dilema klasik: produksi cukup, tetapi nilai yang diterima rendah. Tanaman pisang cavendish usia 9-10 bulan mulai panen dengan tingkat kematangan sekitar 70 %, dan buah dijual mentah. Ketika rasa dan bentuknya belum optimal, maka harga pun berada pada level rendah.
Transformasi ini bagian dari sebuah inisiatif yang melibatkan petani lokal, salah satu dari mereka adalah kelompok Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Lamongan yang merupakan kelompok dampingan dari MPM Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan. Kelompok Jatam Lamongan ini memanfaatkan teknologi ripening (pematangan terkontrol) untuk meningkatkan kualitas dan daya saing komoditas pisang cavendish dari Lamongan.
Pada 12 November 2022, mereka secara resmi meluncurkan mesin ripening hasil kerja sama antara MPM PP Muhammadiyah dan dukungan dari Astra Foundation. Mereka menyadari bahwa tantangan bukan hanya produksi, tetapi bagaimana memaksimalkan nilai dari hasil kebun mereka agar mampu bersaing dan memberikan manfaat ekonomi lebih baik bagi petani.
Keterkaitan dengan Program Desa Sejahtera Astra & SATU Indonesia Awards
Perjalanan perubahan di Desa Laren tidak terjadi begitu saja. Semua bermula ketika desa ini menjadi bagian dari program Desa Sejahtera Astra (DSA), sebuah inisiatif sosial dari Astra International yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.
Melalui program ini, warga diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi lokal dengan pendekatan yang berkelanjutan. Di Laren, potensi itu diwujudkan dalam bentuk kebun pisang Cavendish yang kini menjadi sumber kehidupan baru bagi banyak keluarga.
Program SATU Indonesia Awards yang digagas oleh PT Astra International Tbk memiliki pengakuan bagi individu dan komunitas yang berkarya untuk keberlanjutan di lima bidang: kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Sementara program Desa Sejahtera Astra adalah bagian dari ekosistem Astra untuk membangun desa mandiri dan berkelanjutan yang fokusnya antara lain pada agrikultur, olahan pangan, pemberdayaan ekonomi desa.
Program DSA tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga pendampingan teknis dan pelatihan manajemen usaha. Warga diajarkan untuk mengelola pertanian secara profesional, mulai dari perencanaan produksi, proses panen, hingga pengolahan pascapanen.
Salah satu inovasi penting yang diperkenalkan di desa Laren ini adalah teknologi ripening, yaitu proses pematangan pisang dengan pengaturan suhu dan gas yang terkontrol. Dengan teknologi ini, pisang dapat matang sempurna, memiliki tampilan menarik, dan memenuhi standar kualitas tinggi yang dibutuhkan pasar modern.
Upaya ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara dunia industri dan masyarakat desa. Melalui kemitraan antara Astra Foundation dan organisasi Muhammadiyah, teknologi tepat guna dihadirkan langsung ke tingkat petani. Hasilnya mulai terlihat: produksi meningkat, nilai jual naik, dan petani mendapatkan posisi tawar yang lebih kuat. Desa Laren yang dulu hanya dikenal sebagai wilayah agraris biasa, kini mulai dilihat sebagai contoh sukses pemberdayaan masyarakat berbasis inovasi.
Keberhasilan inilah yang kemudian sejalan dengan semangat SATU Indonesia Awards, ajang apresiasi yang digagas oleh Astra untuk memberikan penghargaan kepada individu dan komunitas muda yang memberi dampak positif bagi lingkungannya. Nilai-nilai yang diusung Desa Laren yakni kerja keras, kolaborasi, dan inovasi menjadi cerminan nyata dari semangat “Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia.” Desa ini bukan hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga inspirasi bagi ribuan desa lain di seluruh negeri.
Melalui sinergi antara program Desa Sejahtera Astra dan semangat SATU Indonesia Awards, kisah Desa Laren membuktikan bahwa pembangunan berkelanjutan bisa berakar dari desa. Bahwa teknologi modern, jika dipadukan dengan kearifan lokal dan gotong royong, mampu melahirkan perubahan besar.
Dari Desa Laren, muncul bukti bahwa kemajuan tidak selalu lahir dari kota besar. Bahkan terkadang, ia tumbuh pelan tapi pasti dari tanah sederhana, bersama orang-orang yang percaya bahwa harapan bisa ditanam dan dirawat seperti pisang Cavendish di kebun mereka.
#APA2025-PLM
Sumber:
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/10/04/teknologi-ripening-sebagai-peningkatan-kualitas-pisang-cavendish-pada-program-dsa-lamongan
https://muhammadiyah.or.id/2022/11/semarak-muktamar-48-jatam-lamongan-luncurkan-ripening-pisang-cavendish/
https://kabar1lamongan.com/2022/11/12/ripening-tingkatkan-nilai-tawar-pisang-cavendis-asal-lamongan/
https://beritajatim.com/tingkatkan-nilai-tawar-pisang-cavendish-lamongan-mpm-pp-muhammadiyah-launching-ripening
https://surabaya.tribunnews.com/2022/11/13/mpm-pp-muhammadiyah-paciran-lamongan-gandeng-astra-foundation-kembangkan-usaha-pisang-cavendish
https://www.hengko.com/id/news/fruit-ripening-room-technology-gas-and-temperature-humidity-monitoring-system/
https://beritajatim.com/naungi-183-petani-pisang-cavendish-kaji-sholah-lamongan-kebanjiran-pesanan
Post a Comment
Post a Comment